Sdr tahu, sesudah al-Qur'an yang menjadi sahabat paling setia pada waktu dini, saya sering membaca puisi dari rak buku di rumah. Ia pastinya banyak mengasuh kemahiran berbahasa saya (benar, waktu dini, waktu semua orang begitu dekat dengan mimpi). Baris dan ruang kosong antaranya, selalu akan menganjurkan saya untuk membilang tiap keghairahan yang ditawarkan penyairnya. Seperti tulis Seno GA, waktu itu bukan keindahan permainan kata yang menjadi buruan. Ternyata kita mahu turut membongkar keindahan perjuangan hidup manusia, yang tersaring antara jeda, antara bunyi kata. Begitu saya tersihir pada waktu dini begini, pada saat zaman yang penuh godaan kesementaraan, tulis Agus N lagi.  

Comments

Anonymous said…
Bukan mudah untuk bangkit di waktu dini dan mentadabbur Al-Quran. Hanya yang punya kekuatan mampu melakukannya. Syabas Sdr yang menjadi insan pilihanNya.
Mawar said…
Sdr Anonymous
Saya turut asuhan guru, al-Qur'an sebelum solah fajr. Insya-Allah.