Mungkin ini satu antara lipatan pengakuan aneh saya: saat saya berjarak daripada rutinitas, seperti ada sosok yang mahu sekali bersahabat. Dia akan menghampiri dan mahu menyapa dengan salam dan dengannya saya rasa begitu terhormat. Ya, dia seperti mahu menemani saya yang sendiri. Seperti baris Rumi, malam hari kuminta rembulan datang..kututup pintu bahasa dan kubuka jendela cinta. Rembulan tak masuk lewat pintu. Hanya jendela. Benar, saat saya terbang lagi menuju ranah asing seperti kali ini, saya akan selalu temukan dia. Ya benar saya rasakan dia dekat dan seperti akhirnya nanti hinggap nyaman di dahan sukma. Aneh, dia hanya saya jumpa dalam berpergian, dalam lapis sunyi saat saya mencari-cari. 

Comments

Anonymous said…
Sungguh beruntung dia yang diterima untuk menemani sdr. Seorang intelektual yang sentiasa basah jiwanya dengan golongan yang dipihak terpinggir, tewas dan lemah. Kalaulah saya ini hanya ranting pun, saya akan berasa tersanjung amat seandainya sdr seekor unggas yang sudi menyinggahinya. Saya akan menjadi ranting yang bercerita menghibur lara sdr yang melelah.
Mawar said…
Sdr Anonymous yang budiman
Terima kasih sedalamnya atas keberadaan dan kebersamaan ini. Tidak sering kita akan bertemu dahan mahupun ranting yang setulus itu. Ternyata ia mendukung sekali.