Kerap saya mengulang baris Rumi, dalam kesenyapan kita akan mendengar dengan lebih larut. Enak juga berdiam. Seperti melangkah masuk ke ruang tengah kutubkhanah, kita bertembung aksara yang membariskan maksud akan ingatan. Atau saat kita menyertai galeri lukisan dan arca, kita berpapasan dengan keping-keping kenangan. Benar, sunyi sering membentangkan keluasan agar kita lebih menjadi saksama. Saya yakini juga ia menawarkan pengertian. Dan ia sama sekali tidak bererti adanya jarak.

Comments

Anonymous said…
Benar ungkap Sdr, dalam kesenyapan dan keheningan, sebenarnya kita lebih banyak berinteraksi tanpa suara. Banyak sekali bicaranya dalam sepi. Barangkali rasa terpinggir itu menjadikan banyak refleksi yang dilakukan dengan soalan-soalan tanpa jawaban, kerana mengharap pantulan adakalanya hanya hampa. Bersabar sahaja.
Mawar said…
Sdr Anonymous
Mudah-mudahan terus dirahmati. Saat begini segalanya memjadi doa.