Ramadhan keenam belas. Malam tadi sudah bermula detik mengangkat tangan untuk Qunut pada rakaat terakhir witir. Allah ya Allah saya tiba-tiba jadi gerun. Itu antara isyarat yang kian mendekat. Belukan di tikungan sepuluh malam terakhir, makin menghampiri. Awal memasuki Ramadhan dulu, saya sudah pernah meminta sekian kali (dengan seluruh rasa silu) agar dibawanya ke belukan itu untuk saya bersama-sama rangkulan malam seribu bulan. Sekarang di tikungan keluk ini, saya meminta lagi. Ya, dengan seluruh silu, masih.

Comments

Anonymous said…
Semoga kita terus dianugerahi izinNya untuk memasuki ruang 10 terakhir Ramadhan yang dinantikan dengan debar. Semoga segala keresahan dalam hidup yang direntas pelbagai persoalan kehidupan mampu ditenangkan dengan pasrah yang total pada tikungan terakhir itu.
Mawar said…
Sdr Anonymous
Insya-Allah. Allahumma aamiin. Terima kasih.