Dari penjuru kembara

Saat saya mahu sekali diasuh agar menghormati sesama, saya diperlihat akan banyak pelanggaran. Saat saya belajar dengan tekun erti kerendahan hati, saya diperaga akan segala perihal keangkuhan. Saat saya mena'akul makna setia, saya turut membaca ayat mungkir. Allah ya Allah. Betapa Engkau Maha Mengetahui apa yang berjalan dalam lorong darah dan akal fikir kami; apa yang tersembunyi dan apa yang terlihat. Engkau juga yang kami mohon agar selalu menyuluh jalan terhadap banyaknya soal dan jawab yang bertelingkah. Antaranya melalui rutinitas al-Qur'an, ketika ini saya bersama-sama Surah Ibrahim: 24. Ia sesungguhnya mukjizat yang menunjuk arah dan ajaib dalam urusan penyembuhan jiwa. Saya membaca tentang kalimah thoyyibah itu seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit. Subhanallah. Allah ya Allah, bagaimana kata-kata yang baik, dapat mengubah jiwa, mengganti keliru dan segala sangka.

Comments

Anonymous said…
Dua menara masjid itu bagai cabang pohon teguh yang menjulang ke langit..
Mawar said…
Sdr Anonymous,
Ya. Begitu juga dengan dukungan ranting pohonan itu. Sangat indah.
Subhanallah.
Terima kasih.