Semalam hujan begitu lebat. dan pagi ini saat memandu ke kampus, saya melihat pagi yang bersih. seperti selalu, hujan adalah sebuah dukacita jika tidak sebaliknya. ya, pagi ini saya melihat kesedihan di bahu jalan, anjing kecil seperti dalam belasungkawa yang dahsyat di sisi saudara atau sahabatnya yang kaku dihurungi burung-burung. saat yang sama James Blunt berkata, give me reason, but don’t give me choice, cause i'll just make the same mistake again. ya, itu antara makna hujan juga...

Comments

Anonymous said…
Berharap....tak akan ada "merpati yang ingkar janji", mengutip syair sebuah lagu Indonesia
Mawar,
hujan menghantar pagi yang duka, tapi percayalah matahari akan tetap membelai dengan tangan hangatnya.

Pak Lang.
Mawar said…
Salam Pak Lang yang dihormati,
itulah harapannya. Tahniah, saya baru sudah membaca "Kehilangan" (Dewan Sastera, Feb), cerpen Pak Lang di sisi cerpen Dinda Ren "Senaskah Buku Takdir". ada pukulan di hujung cerita, menarik sekali! tapi nama watak tu...nisah...haron. heheh....
ku_seman said…
Salam Mawar,
Melihat foto selepas hujan dengan refleksi suram, saya teringat kepada hujan yang memberikan suasana riuh tetapi sebenarnya kita menjadi hening dan sepi.
Mawar,
Bukan apa, Pak Lang minat sangat dengan Nisah..(minat karyanya) tak apa kan? tak kena saman kan? Maaf Nisah...Mawar kan kawan baik dengannya.
Mawar said…
Salam Sdr Ku Seman,
saya jarang melihat hujan sebagai suatu yang riuh... saya sering melihat sebaliknya.

ps: kenapa blog sdr "invited readers only"?
Mawar said…
Pak Lang,
wah minat N rupanya!
hasni Jamali said…
setitis rasa hujan, hangat jatuh ke pipi, mencurah rasa dukanya. wa....dia pergi lagi. kecewa sekali lagi, mendakap titis hujan, namun masih tiada kebasahan.
ku_seman said…
Mawar, blog puterakayang saya tutup. Saya akan buat yang baru.