Aneh, kelmarin kami mempunyai rasa yang sama tentang Gaza. apa yang harus kita ucapkan tentang nasib tanah berdarah itu. mungkin terlalu banyak yang menyesak dada sehingga tidak ada kata dapat mewakili intrig yang sedang bermaharajalela. hanya doa yang kita punya, kata Zahar. dan itu juga yang saya maksudkan. ini foto sebuah kapal yang saya rakam dari sebuah kapal saat menyeberang dari Pulau Mutiara. Pada Sebuah Kapal adalah judul novel NH Dini.

Comments

Anonymous said…
salam.

apabila melihat foto itu, spontan teringat one hundred years of solitude (marquez), yang baru saya uliti kulitnya (belum isinya)...haha..

ada hubungan semantik pada elemen kesendiriannya, mungkin.

wassalam.
Anonymous said…
langit sakit
dendam Holocaust dulu berulang lagi
bukan Nazi dan Yahudi
tapi Holocaust terhadap umat islam
di dunia global kini.

Lihat langit itu
derita lagi.

duwenk
slm Singgah-terbang
syed_saiful said…
salam Dr.
soal Gaza masih menjadi simpati dalam sanubari manusia yang punyai "jiwa". Bagi saya, bukan soal Bangsa Palestin iyu sendiri Yang berjuang demi Negaranya. Tapi soal Tentang Agama. Berjuang Bukan demi negara, tetapi demi Islam. Yahudi bukan mahu menghapuskan rakyat palestin, mereka mahu lihat islam terus jatuh bersama rakyatnya.. satukan hati demi islam...
Anonymous said…
salam.
tahniah atas penyiaran cerpen Narasi Cinta di Pulau Seribu Kubah di MM pada 18 Januari 2009
-zamzuri
Nimoiz T.Y said…
Ini kali kedua saya dengar Dr. Mawar mendiskusikan karya. kali pertama dulu tahun 2002 masa dr. Mawar diskusikan buku Razali Endun. Dr. Mawar memang besttt!
Mawar said…
Sdr Nur,
saya membaca OHYoS waktu menulis tesis dulu. sebuah teks yang menarik untuk tahu kisah aneh dan magis di benua lain... selamat menikmati ya.
Mawar said…
Sdr Duwenk,
terima kasih atas reaksi puisimu.
Mawar said…
Salam Syed

apapun sejak dulu Islam menjadi perhatian dunia. bagi yang bijak, akan terus dicari kenapa dan akhirnya ditemukan jawapan yang luar biasa...
Mawar said…
Salam Sdr Zamzuri,
terima kasih kerana membaca. Zamzuri mana? Kawan sekolah dulu pun Zamzuri...
Mawar said…
Nimoiz,
terima kasih. anehnya! :-)