Foto yang berulang... Saya senang sekali dengan foto ini. Separuh memujuk. Separuh lagi memohon saya agar bertahan. Ia ternyata menjadi wilayah sunyi. Hanya yang terdengarkan adalah getar gundah antara daun yang luruh bersama angin tenggara yang garing, namun dinginnya menebar menjelang senja. Hampir tidak ada yang tertinggal melainkan, keyakinan terhadap paksi kepatuhan. Ya, Allah, saya dengar dan saya taat. Usai Maghrib, pada saat yang tepat, serentak datangnya dengan kepercayaan betapa al-Qur'an itu menjadi penunjuk arah dan ubat. Allah ya Allah, saya berhenti di Fussilat: 44.
Posts
Showing posts from April, 2017
- Get link
- X
- Other Apps
Seharusnya saya menuju Selatan minggu ini. Dan setiap kali ke pangkuannya, pasti saya mahu selalu memasuki lorong dan jalan yang pernah saya jejaki waktu kecil. Selain Arab Street dan Bukit Timah, adalah kawasan bersejarah buat saya di sepanjang laluan KK. Bertemu dengan wajah Melayu Temasek di sepanjang dan simpang jalan, sering menjelmakan susuk yang tersendiri. Begitu tanggapan saya sejak dulu. Tona yang melankolia Temasek ditinggalkan sekejap minggu sudah dan saya akan ziarahi lagi. Insya-Allah. Membelah malam di Tambak Johor membawakan angin dan lagu lama yang enak sekali. Ya, ia antara lagu kumpulan koir kami sewaktu di sekolah rendah, Tanjong Katong airnya biru, tempat mandi nak dara jelita, sama sekampung hai sedang dirindu, inikan lagi, hai jauh di mata...
- Get link
- X
- Other Apps
Chris bersama-sama anak-anak pengungsi Dalam kejar mengejar dengan tarikh akhir tugasan yang sangat panjang senarainya, semalam saya memaksa kaki tua saya ke wacana di kampus kami tentang Syria, Crisis in Syria: When Will It End . Ada yang memanggil-manggil untuk saya menyelinap masuk menyertai luar biasanya semangat orang berjuang. Saya yakini sekali, kelemahan diri (saya) boleh diampuhkan dengan kekuatan semangat orang yang berjiwa besar. Kata lainnya, saya mahu menumpang sukma juang mereka. Maka bersyukurnya saya dapat mengenali susuk istimewa ini, Chris Lau , anak muda dalam lapangan kewartawanan. Saya tidak melihat keupayaannya ke Syria (malah Afghanistan, Iran, Turki, Lebanon dan Mesir) sebagai susuk anak Cina atau barangkali warga Malaysia (Melayu atau India). Justeru saya fikir dia pergi dengan kaki kemanusiaan yang luhur. Saya percaya tidak ada yang berani ke sebarang negara petaka, seperti mahu menyerah nyawa layaknya, tapi itulah yang dilakukan Chris. Saya tidak sempa
- Get link
- X
- Other Apps
Titipan foto dari jauh Terima kasih Don't get attached to moment. Good or bad, they all pass - Yasmin Mogahed - Saya pernah memberitahu mahasiswa. Dan sering juga saya berbisik ke telinga dan kalbu sendiri. Semuanya akan berlalu. Kita bertemu, berbahagia dengannya dan bersedialah kita untuk tidak bersama-sama dengannya lagi. Bukankah itu erti dunia . Segalanya sementara. Segalanya semu. Mirage. Logamaya. Fatamorgana. Dan kita masih mahu bertahan? Dan kita masih mahu membantah? Allah ya Allah.
- Get link
- X
- Other Apps
Semalam saya mengundang dua tetamu istimewa dalam kuliah. PM Dr Kamariah Kamarudin dan Dr Tengku Intan Tengku Mohd Ali, sebenarnya mereka dua sahabat peribadi menggenap sahabat akademik. Saya minta mereka bercakap soal penciptaan merentasi teori, buku dan kritikan sastera. Sebelumnya saya membuka kuliah dengan video sekitar tujuh minit tentang penciptaan - janin kepada diri kita sekarang . Mengapa saya memilih tayangan itu? Apa kaitannya dengan penciptaan dalam kesusasteraan? Saya menjenguk mata kalbu mahasiswa saya. Ini yang saya katakan, kita ini tidak lebih daripada setitis air kotor dan hina (Mursalat: 20), jadi layakkah kita menjalani hidup ini dengan kesombongan. Keangkuhan adalah suatu yang sangat menjengkelkan apabila kononnya kita mencipta suatu yang hebat. Hasil karya kesusasteraan seperti puisi, cerpen atau novel hanyalah pantulan kepada penciptaan dan Pencipta yang lebih Agung. Apalagi dengan kejadian dari perihal yang hina akhirnya kita menjadi penentang yang nyata
- Get link
- X
- Other Apps
FASeH 2017 merupakan himpunan rencana pendek penyelidikan yang dijalankan di fakulti tempat saya bekerja, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan. Foto yang dirakam Vivien, teman sefakulti saya ini, sangat memukau. Saya senang dengan ramah senyum Mohammad Zan, lapan tahun dari perkampungan Chuweh 2, Belum, Gerik. Sebuah tulisan saya Becoming Young Writers, antara yang dimuatkan. Saya difahamkan harganya RM30, boleh didapatkan dari Sekretariat Penyelidikan di fakulti. Saya menyelak helaiannya, banyak yang mengilhamkan.
- Get link
- X
- Other Apps
Foto yang terus berulang: Si debu yang berterbangan Allah ya Allah. Sangat benar, al Qur'an itu akan menjadi sahabat apabila kita mendekat. Ia sekali lagi menjadi petunjuk, huda yang menuding arah saat saya berada di tikungan yang luar biasa dalam menuntut sebuah pertimbangan. Waktu dini, menyudahkan az Zumar, saya menyelak surah baru, al Ghafir, surah Pengampunan. Allah ya Allah. Membawa dada yang sarat bertelingkah, masih, tangan tua saya terketar ketika tiba di baris ini, Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan (agama-Mu) dan peliharalah mereka daripada azab api neraka (al Ghafir: 7). Saya melihat debu yang berterbangan, saya melihat diri sendiri....
- Get link
- X
- Other Apps
Perjalanan menuju Selatan yang dirubah daripada perancangan awal, ternyata merupakan sebuah kurnia. Berhenti untuk Maghrib-Isya' di Masjid Sultan Iskandar, menemukan saya dengan Ustaz Ahmad Dusuki Abd Rani, seorang lagi guru yang saya senangi. Bercakap maudhuk tahunan, Isra' Mi'raj tetapi akhirnya menjawab antara pertelingkahan yang saya alami. Soal membersih hati. Amalan bersalawat, beristighfar dan berinfaq, antara kaedahnya. Allah ya Allah. Lewat kuliah dhuha mingguan juga saya sering disedarkan untuk sekurang-kurangnya mengingati Rasulullah dengan sebutan sebanyak seratus kali sehari. Begitu juga istighfar. Saya fikir, ia bukan soal angka. Akhirnya seratus kali atau berapa sahaja ulangannya itu menjadikan ia sebagai rutinitas. Dua kata yang menggetarkan itu sangat merimbunkan ingatan tekal dan kian melarut dengan sangat alami. Apalagi saat hati mahu sekali menyantuni dengan memberi. Saya hampir tidak melihat saya memberi sebenarnya. Apa yang sedang terjadi adalah s
- Get link
- X
- Other Apps
Senja yang dititip dari selatan Semalam saat menuju senja, saya seperti mahu berlari menuju ke pintu rumah Rasulullah. Dalam dada yang lelah dan sebak yang banyak, saya tahu hanya di sana saya dapat menumpahkan segalanya. Ya, segala-galanya. Betapa saya kacau dengan kepura-puraan. Saya galau dengan muslihat bersahabat. Hampir tidak ditemukan bahawa yang saya ini diterima tanpa apa jua syarat. Segalanya sangat membuncah. Dan akhirnya apa ya saudara, saya memilih untuk bersujud lama. Ya, sekali lagi itulah titik yang paling penuh, paling seluruh, tatkala kasih sayang yang merangkul saya dalam seribu tulus. Berkali-kali saya mengulang antara baris az Zumar tentang menjadi hamba-Nya dengan penuh ketaatan. Atau adakah setiap dusta atau dalih yang saya jumpa adalah isyarat terhadap betapa kerapuhan saya sendiri...
- Get link
- X
- Other Apps
Muara perutusan daripadanya Saya kadangkala terlupa, yang saya ini anak kelahiran sebuah pulau. Dan betapa terikatnya (walau secara halimunan atau berjarak) dengan pantai, hanyir angin dan ikan, atau pasir yang selalu melekat di tumit lalu mengikut pulang ke pintu rumah. Di luar garis sedar, senangnya saya dengan sungai, laut atau kenangan yang sudah sekian lama menghilang tahun. Ya, hingga kini, setiap kali mendepaninya, dada saya menjadi sempit dengan segalanya yang mahu berlumba-lumba mengasak masuk. Antara mahu mengingat atau membiarkan ia pergi dan datang lagi seperti ombak, seperti pawana kering yang terus mengapungkan maksud. Membaca tiap riak, samalah seperti menghitung kononnya pemilikan yang saya punya. Sedang mata kalbu mahu menuntun terus agar saya selalu cermat dalam mencongak tiap angin yang singgah. Antara masih keliru, saya bersyukur setiap kali melihat karangan laut atau perahu yang tertambat atau segala yang sebenarnya jauh daripada nyata.
- Get link
- X
- Other Apps
Masih bekerja di luar rutinitas. Sabar dan syukur terus mengiringi kaki kecil dan lemah dan tua saya. Masya-Allah tabarakallah. Penuh ta'azim saya disapa anak murid yang sekarang merupakan Timbalan Pendaftar sebuah institusi terhormat. Subhanallah. Zahrullail Ahmad. Saya mengingat akhirnya kumpulan awal mahasiswa yang saya bimbing. Subhanallah. Sekali lagi perihal masa yang sangat berdenting. Antara hilang dengan sepi. Antara pelanggaran dengan mendepani. Antara ketaatan dengan merapuh. Allah ya Allah. Betapa waktu saya semakin mendekat. Ya, dia selalu ada.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya jarang mahu ikut acara rasmi pada hujung minggu. Tapi kali ini saya harus bekerja dari minggu ke minggu tanpa henti. Dan saya pula bukanlah boleh berjaga lewat melainkan untuk membaca atau menulis. Dan ia sangat melelahkan. Kemudian, berselisih jalan dengan cuaca dan ragam pawana yang canggung ini, mengheret saya ke wilayah yang sulit dan rahsia. Namun masih dituntun sabar dan syukur, saat lari daripada rutinitas begini saya tahu ilham sering mahu bersahabat. Sedang saya ingin terus merakam dan menyimpan hasrat. Nantinya, ketika tiba detik itu saya tahu semuanya akan menggenap. Ya, ia sukar sekali untuk dilakar. Saya seperti mahu terus dalam sujud panjang, rasa begitu sekali dirangkul dengan seluruh perlindungan.
- Get link
- X
- Other Apps
Sendiri Apa pantulan kematian pada Sdr? Suatu yang lumrah. Suatu yang akan datang setiap hari. Dan ia akan pergi dan berlalu begitu sahaja. Dada saya menjadi sangat penuh sejak mulanya minggu baru ini. Seorang sahabat dengan tiba-tiba sahaja menjenguk dan duduk di ruang kerja saya pagi itu seraya di tangannya ada kain putih yang seperti mahu didodoi. Subhanallah. Sambil berkali-kali bertakbir lirih, rupanya dia sedang memujuk kucing kecilnya yang sedang menghitung nafas-nafas akhir. Allah ya Allah. Sekejap itu sahabat saya menutup tubuh yang elok itu, menjadi seluruh putih bersih. Saya memahami lantas menghubungi seorang pembantu yang boleh bersama-sama kami menguruskan ruang peristirehatan terakhirnya. Kami memilih satu penjuru di hujung fakulti. Segera saya mengingat A n A. Allah, bukankah mereka akan menjadi perhiasan tercantik di syurga-Mu. Lalu pagi ini pula Makcik Siti menyambut saya di ruang kerja dengan mengkhabarkan Zainal Abidin yang baru kelmarin merapikan pintu ruan
- Get link
- X
- Other Apps
Si Unggas ini juga Saya pernah diminta ketua agar memastikan mahasiswa sentiasa dahagakan ilmu dalam kuliah. Juakkan semangat mereka untuk membaca, menggeledah dan terus tumbuh dengan ilmu. Ya, saya cuba dan saya seakan melihat cahaya itu dalam kuliah kami petang tadi. Saya memulakan perbincangan dengan foto dan penggalan video Shahnon Ahmad terkini yang kelihatan jauh uzurnya dengan simptom myasthenia gravis . Saya menyitir tentang rahmat usia. Betapa anak-anak mahasiswa saya itu masih panjang perjalanan dan sangat luas peluang untuk berbuat kebaikan. Saya mengambil beberapa wajah Shahnon Ahmad sewaktu mula bergelar Sasterawan Negara dan minta mereka melihat pula wajah pikunnya sekarang. Saya lihat ada yang mengalirkan airmata saat saya memujuk hati saya sendiri sebenarnya, berbuatlah kebaikan. Hargai perih payah ibu ayah yang menyimpan harap dan pinta agar anaknya berjaya hingga ke syurga. Sdr tahu apa yang berlaku sebaik kami tiba di puncak keharuan, tiba-tiba seekor anak tik
- Get link
- X
- Other Apps
Saya merapikan isi takwim di telefon tangan, bacaan al-Qur'an saya merentas tiga surah, ar Rum, al Luqman dan as Sajdah. Allah ya Allah. Surah-surah yang tidak berapa panjang. Saya teruja untuk memulakan Al Ahzab. Mahu menyertai bacaan orang soleh. Mahu sama-sama memaknakan baris tafsirnya juga. Saya tidak mahu ditinggalkan jauh, namun saya tidak diajar untuk tergesa-gesa dalam membaca al-Qur'an. Harus selalu tenang dan sangat menghormati. Bukankah sudah sangat sering saya bertemu dengan tepat saat Allah berbicara dengan saya menerusi ayat dan halaman surah-Nya. Saat saya memerlukan jawapan. Saat saya tidak tahu mana arah yang harus saya pertimbangkan. Dan ia akan membuat saya menangis sungguh-sungguh betapa bicara itu adalah dalil Allah sentiasa Mengetahui sebarang lintasan di kalbu. Allah ya Allah. Bagaimanakah jika Allah meninggalkan. Pastinya perih, pedih dengan seluruh pautan kasih yang hilang. Sangat malang. Foto rakaman senja ini, mengheret saya memasuki wilaya
- Get link
- X
- Other Apps
Rahmat. Dia memang lelaki yang dirahmati. Saya menyenangi air mukanya yang jernih dan senyuman yang sangat jelas terbit dari kalbu yang tulus. Membawa saya kepada wajah yang mengasuh saya menjadikan al-Qur'an sebagai sahabat sukma. Meraikan kami dengan pemerihalan cerita perusahaannya di Cheras, saya merakam pena'akulan dalam diam. Hormatnya dia terhadap al-Qur'an sangat memberi kesan di mata kalbu. Subhanallah. Saya tidak dapat membayangkan seluruh rahmat Allah ke atas diri dan upayanya memelihara mukjizat surah firman Allah. Sesekali saya menjeling AM yang sudah masuk al-Qur'an ketiga kerana sebelumnya rosak dan koyak. Saya menoleh Z yang pasti akan lebih akrab dengan bacaan al-Qur'an di penjuru sofa merahnya. Allah ya Allah. Betapa bersyukurnya apabila sahabat saya, Dr R dan suami turut membawa kami menyertai projek kecil ini. Kami ternyata masih berusaha mengumpulkan baki biaya untuk tujuan penyempurnaan berpulangnya al-Qur'an ini . Mudah-mudahan All
- Get link
- X
- Other Apps
al Kahfi Bacaan al Kahfi saya, insya-Allah, menjelang Jumaat dipenggalkan kepada tiga. Mengikuti kisah Ashabul Kahfi (ayat 1-59). Biasanya saya membaca usai Maghrib Khamis. Selesai Isya' saya akan menyambung kisah Nabi Musa (ayat 60-82). Menjelang fajar Jumaat saya menyudahkan baki kisah Zulkarnain, Ya'juj dan Ma'juj (ayat 83-110). Cara bacaan ini saya kira yang paling baik saya boleh lakukan. Ampuni saya, ya Allah. Ia tidak terlalu tergesa-gesa dan sangat mengheret saya masuk ke pelbagai latar dan plot serta tokoh masing-masing. Begitu saya tiba di penggalan akhir, Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain) pada ayat 89 dan 92. Jalan yang selalu saya tempuh bertemu dengan banyaknya susuk. Daripada ahli keluarga yang sering bersama-sama mendukung kepada mereka yang tiada hubungan darah sama sekali. Namun persamaan antara mereka adalah dukungan untuk saya terus bersama kebaikan. Subhanallah. Betapa Allah munculkan tokoh-tokoh tertentu di capahan jalan lain un
- Get link
- X
- Other Apps
Mencintai al-Qur'an Antara kesyukuran saya apabila AM mendapat asuhan al-Qur'an yang sangat baik daripada Ustaz Luqman (pastinya lebih awal AM dituntun mengenal huruf oleh Ustazah Zafariah). Melalui Ustaz Luqman, AM juga ternyata diminta untuk hafaz surah yang dibaca. Semalam usai Maghrib, AM mengajak saya bertalaqqi. Allah ya Allah. Hanya baru-baru ini saja saya tahu tentang talaqqi. Aduhai dungunya saya. "Mummy baca, AM ikut. Lepas tiga minit, mummy dengar AM baca. Lepas Isya' AM cuba hafal." O Allah. Saya menahan airmata saat kami duduk bertentangan menjalani sesi bertalaqqi. Subhanallah. Bukankah saya masih tidak putus putus berdoa agar AM mencintai Allah dan Rasulullah. AM mencintai solah dan al-Qur'an. Allah ya Allah. Apalagi yang saya tidak mahu atau tahu bersyukur dengan segala nikmat-Mu!
- Get link
- X
- Other Apps
Selalu Ada Seperti yang pernah diakui sebelum ini, berpulangnya A dan A, banyak yang akan mengubah kehidupan saya. Ternyata kata Z dan AM, saya menjadi lebih gembeng. Pantang ada yang menjentik. Keduanya, menu saya sangat merunsingkan ahli rumah. Ikan yang merupakan pilihan utama sebelum ini, sudah tidak boleh saya lihat. Apatah lagi untuk saya memasak sebarang juadah menggunakan ikan. Allah ya Allah. Saya tidak boleh melihat ikan digoreng atau apa saja kaedah masakannya. Kasihannya Z yang harus menggoreng sendiri baki ikan yang masih banyak di aras beku peti dingin. Malah amaran saya, jangan goreng apabila saya ada di rumah! Sedang AM masih membuat saya mengenang-ngenang A dan A, Z pula bersungguh-sungguh berdoa agar kami dapat bersama-sama kembali seperti dahulu, mempunyai kesukaan yang sama dalam memilih resepi atau menu. Pusara A dan A yang dihias AM dengan karangan laut dari Pantai Laut China Selatan sering membuat saya mahu duduk lama di taman kecil kami. Anak-anak saya itu
- Get link
- X
- Other Apps
Si Putihku Fakulti sangat sunyi bermula Jumaat lepas. Cuti singkat pertengahan semester masih digunakan mahasiwa untuk pulang ke kampung halaman. Aneh. Perkara yang jarang saya lakukan semasa bergelar mahasiswa lebih 25 tahun lalu. Biasanya seminggu begini saya gunakan sepenuhnya untuk banyak kerja yang tertangguh. Dan saya jarang mengambil cuti. Mengapa? Selain kedamaian yang luar biasa, waktu inilah pelbagai unggas akan hinggap di luar jendela saya. Dan Sdr tahu, termasuk si Putih yang mula kerap melayah malah dengan mesranya singgah. Pernah, saat azan Asar begitu indah dibawa angin, saya melihat si Putih berdiam seperti turut meraikan suara sang Bilal. Ketika itu saya dengan seluruh keasyikan menerima dia sebagai sahabat yang selalu saya tunggu. Dialah sahabat yang memahami detik saya memerlukan teduhan dan perhatian. Sekian panjangnya masa saya sering tidak mahu menitip harap di sayap cantiknya. Kerana saya tahu sebentar dia akan pergi lagi dan apa yang berbaki hanyalah kese
- Get link
- X
- Other Apps
Sejak dulu, antara guru agama yang saya senang ikuti bicaranya adalah Ustaz Roslan Mohamed. Alhamdulillah, semalam mengikuti kuliah dhuhanya lagi secara langsung. Merujuk bukunya, Akhirat First (walaupun saya kurang senang dengan judul popular sebegini), beliau membahaskan antaranya tentang kita sebagai pendosa. Allah ya Allah. Sehingga ada ulama mencipta slogan, dosa adalah kawan manusia; dosa adalah musuh orang beriman. Dan dosa disusuli dengan pertaubatan. Syarat bertaubat adalah: berazam untuk tidak mengulang; membuang akar kejahatan dan diikuti penyesalan. Di situlah terletak manisnya hidup, iaitu melalui jalan pertaubatan. Saya mahu segera menyelak bab Taubat dalam Ihya' , dan menekuninya; kerja rumah yang diberikan Ustaz Roslan. Saya pasti tangan saya akan terketar-ketar saat menyelak halaman al Ghazali itu.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya pernah mempunyai tetangga di kampus yang merupakan seorang yang taat. Pernah saya menyertainya berpuasa bermula Rejab hingga Ramadhan. Juga tetangga saya yang satu lagi, sangat setia dengan rutinitas berpuasa setiap Isnin dan Khamis. Begitu juga dengan ketua saya yang mahu sekali saya menyertai bacaan al Qur'annya yang tekal. Ada juga yang walau tidak pernah diberitahu akan cintanya pada solah malam, mahu sekali saya jadi seperti dia. Di kuliah dhuha, saya bertemu dengan dia yang sangat pemurah tanpa berkira-kira untuk memberi dan memberi. Di jalan takdir yang lain, saya mengenali susuk yang sangat mencintai anak-anak yatim. Dalam keluarga sendiri, saya melihat keindahan iman untuk berhijab setelah bertahun-tahun terasa jauhnya. Ini semua asuhan yang Allah perlihatkan di hadapan saya. Ia sangat menuntun dan mendidik jiwa keras saya. Syukur ya Allah. Jadi, haruskah saya tidak berbuat?
- Get link
- X
- Other Apps
Bulan dan pohon sukma Saya baru menyudahkan sebuah cerpen perihal bulan. Membaca draf akhirnya membawa saya kepada kesepian dan kesendirian. Namun semua itu hanya yang dipandang dengan mata fisik. Watak Qamar yang sering menyitir bahawa segala sepi dan sendiri itu sebenarnya terpenuh apabila mata kalbu yang diajak untuk melihat. Saya masih tidak pasti walau sudah menoktahkan cerpen remaja saya itu. Jarang sekali saya menceritakan cerpen yang belum terbit. Nanti saja saya khabarkan lagi apabila diterima pihak editornya. Insya-Allah. Foto: bulan dan pohon sukma antara watak yang saya tampilkan juga.