Bulan dan pohon sukma |
Saya baru menyudahkan sebuah cerpen perihal bulan. Membaca draf akhirnya membawa saya kepada kesepian dan kesendirian. Namun semua itu hanya yang dipandang dengan mata fisik. Watak Qamar yang sering menyitir bahawa segala sepi dan sendiri itu sebenarnya terpenuh apabila mata kalbu yang diajak untuk melihat. Saya masih tidak pasti walau sudah menoktahkan cerpen remaja saya itu. Jarang sekali saya menceritakan cerpen yang belum terbit. Nanti saja saya khabarkan lagi apabila diterima pihak editornya. Insya-Allah. Foto: bulan dan pohon sukma antara watak yang saya tampilkan juga.
Comments
Sdr pembaca setia karya saya? Terima kasih sedalamnya. Alangkah dapat mengenali Sdr.
Baiklah. Memang sering, rahasia tidak perlu ditemukan titik rungkainya. Terima kasih dan salam kenal.