Posts

Showing posts from February, 2022
Image
Saya pernah menulis kisah gempa. Dua cerpen lama saya. Gempa Pulau Perca (2014). Narasi Cinta Saat Gempa (2019). Kedua-duanya berdasarkan ilham pembacaan. Namun saya akan cuba menulis lagi, dan kali ini berdasarkan pengalaman sendiri. Ya, semalam saya benar-benar rasakan goncangannya. Apa perasaan saya? Surreal. Begitulah. 
Image
 Saya diundang dan menerimanya dengan rasa menggalas berat. Bercakap tentang hasil kerja SN dan perjalanan panjang berkarya itu pula seusia saya, ternyata ia memang sukar. Lalu saya menziarah kembali, membaca apa yang pernah, saya menjalaninya dengan sederhana. Ternyata ia, sekali lagi, menemukan saya erti kerendahan hati. 
Image
Banyak kenangan kami untuk selalu dipajang manis. Umrah pertama saya, kembara ke Paris, dan berganding mengendalikan kelas bimbingan penulisan. Tak mungkin saya terlupakan. Sepanjang itu juga ilham menulis kami tumbuh dan melingkari perihal hidup dan makna syukur. Bersahabat dengannya selalu mengembalikan saya kepada makna perjuangan, ketahanan dan kebenaran. Terima kasih Nemoku. 
Image
  Pemenang pertandingan peragaan kulit buku Narasi Tanah Selandia Baru dan Kisah Lainnya . Tahniah dan terima kasih. Hadiah sudah saya kirimkan!
Image
  Saya menziarahinya setelah sekian lama masa dan usia menjarakkan. Banyak yang sudah berubah. Ya ingatannya. Kembali saya merenung tentang ingatan ciptaan. Sudah sekian panjang senarai kisah yang bertindan-tindan. Kerap juga dia mengulang tanya apa yang harus difahaminya. Saya mohon izin mendapatkan Zubaidah dari penjuru tamannya untuk melanjutkan cerita kami. Sewaktu memandu pulang sebenarnya Zubaidah menjadi ingatan ciptaan yang akan selalu membawa saya kepadanya nanti...
Image
  Kenangan menulis bersama-sama 13 sahabat dengan 17 cerpen masing-masing. Terima kasih! Selamat membaca Narasi Musim Wabah: Antologi Cerpen Covid-19 kami. Boleh didapatkan terus dari kedai buku Penerbit UKM atau pasar Shopee!
Image
 Lemuni lunak ini menyambut langkah saya di muka pintu rumah mahaguru. Tipis ungunya adalah aneka rasa dari ta'azim, rindu yang banyak bergantungan di ranting kenangan. Benar, semuanya terhimpun lebih tiga dekad lalu. Rimbun dan  menjadi teduhan di sepanjang doa saya atas budi dan ilmu yang tidak pernah akan terlupakan. Doa saya di sepanjang jalan pulang...