Dari penjuru kembara Saat saya mahu sekali diasuh agar menghormati sesama, saya diperlihat akan banyak pelanggaran. Saat saya belajar dengan tekun erti kerendahan hati, saya diperaga akan segala perihal keangkuhan. Saat saya mena'akul makna setia, saya turut membaca ayat mungkir. Allah ya Allah. Betapa Engkau Maha Mengetahui apa yang berjalan dalam lorong darah dan akal fikir kami; apa yang tersembunyi dan apa yang terlihat. Engkau juga yang kami mohon agar selalu menyuluh jalan terhadap banyaknya soal dan jawab yang bertelingkah. Antaranya melalui rutinitas al-Qur'an, ketika ini saya bersama-sama Surah Ibrahim: 24. Ia sesungguhnya mukjizat yang menunjuk arah dan ajaib dalam urusan penyembuhan jiwa. Saya membaca tentang kalimah thoyyibah itu seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit. Subhanallah. Allah ya Allah, bagaimana kata-kata yang baik, dapat mengubah jiwa, mengganti keliru dan segala sangka.
Posts
Showing posts from 2016
- Get link
- X
- Other Apps
Sejauhmana Sdr bersahabat kerana cinta? Membaca riwayat hidupnya yang mahu menebar risalah insani, menumbuhkan dalam hati Sdr hasrat yang sama. Memahami dirinya yang mencintai para murba, membawa Sdr untuk ikut serta. Sepertinya Sdr mahu sekali bersahabat kerana atas hubungan itu Sdr tidak diabaikan dalam setiap doanya. Dia akan bermohon agar Allah memperlihatkan Sdr yang benar dan diberikan jalan mudah mengikutinya atau sebaliknya melepaskan tiap yang salah untuk Sdr menjauhi. Bukankah janji Allah kepada dua sahabat yang saling mencintai kerana-Nya. Persahabatan itu pula tidak dituntut untuk harus dekat, sebaliknya dalam kadar berjarak juga yang dapat memperkenalkan jiwa. Subhanallah, luar biasanya persahabatan itu, ta'ajubnya persaudaraan sedemikian. Saya membaca pengakuan Imam al-Ghazali itu ketika mahu bersahabat dengan Syeikh az Zahid dalam halaman Bidayatul Hidayah. Subhanallah. Alangkah jika saya menemukan ketulusan itu. Bersahabat tanpa syarat. Bersaudara untuk sama-s
- Get link
- X
- Other Apps
Lukisan jalan ke Canselori oleh Azman Nor Saya temukan di tangga dewan utama universiti Kampus sudah mula sunyi. Meletusnya masa. Begitulah satu semester sudah menuju penghujungnya, sementara anak-anak mahasiswa mendepani ujian akhir. Hari ini saya mengurus dua kertas ujian mereka di dewan utama universiti. Mudah-mudahan bukan hanya mahukan gred yang baik tetapi seperti selalu yang saya ujarkan saat menutup kuliah, ingatan agar berikhlas hati dalam perihal ilmu. Melaksanakan tugasan bukan dengan hati yang terdera sebaliknya ia adalah latihan dan persiapan mendepani tikungan dan jalan yang tidak lurus nanti. Ya, kampus kian sunyi sedang saya sudah mulai rindukan rutinitas kami.
- Get link
- X
- Other Apps
Ya, keluarga saya sangat kecil khasnya yang di pihak Temasek; berbanding wilayah persanakan Zahar. Maka saya sangat menghargai persaudaraan; walau pernah awalnya oleh kerana terlazim dengan bilangan yang kecil, saya rimas dengan ramai dan riuh. Menuju negeri tua dan sendiri, saya kian menyanjungi saudara yang mengasihi dan melindungi. Saudara yang saling memberi perhatian dan mendukung. Hingga mungkin kedunguan saya masih dibelah keliru. Kadangkala sukar untuk saya mengenal ketulusan. Akhirnya mungkin sahaja membawa saya ke sebuah penjuru, berdiam lagi, cuba merapikan apa sebenarnya yang sedang saya jalani. Adakah ini perhatian terhadap kewujudan saya. Atau ia sebenarnya hanya angin (sebuah cerpen lama saya, "Benarlah Kata Angin itu, dan Saya Meneruskan Perjalanan ") yang sekadar singgah. Ya, terkadang saya sangsi akan tulusnya nurani.
- Get link
- X
- Other Apps
Naluri juga bersahabat. Percayakah sdr? Pada detik yang sama antara kita punya ingatan yang sangat berhubungan. Ia sangat misteri. Ia sangat rahsia sehingga membuat kita saling terpinga-pinga dan akhirnya mahu sujud atas kebesaran kuasa Allah yang mencipta. Dan bagaimana naluri dan nurani itu tertambat apabila salah seorangnya sudah pulang ke jalan datang. Kelmarin saya menerima khabar seorang yang budiman membangunkan rumah anak-anak tahfiz kembali ke Rahmatullah sedang beberapa masa ini saya sangat dipanggil-panggil untuk menghubunginya. Subhanallah. Rupanya kami bersahabat antara dunia yang berjarak. Subhanallah. Rupanya dia menyapa saya dari negeri yang sangat jauh. Saya juga mempunyai grup wassap yang sangat bermakna terkait dengan naluri rahsia ini. Kami, hanya bertiga, kami bersaudara dengan diikat sahabat yang kini berada di negeri jauh. Setiap kali kami bertemu adalah untuk mengenang sahabat kami yang baik itu. Kami mengulang kata-kata dan pekerti mulianya. S
- Get link
- X
- Other Apps
Dalam perjalanan pergi dan pulang, rumah ke kampus, hampir setiap hari saya dibentangkan pemandangan yang mengesankan. Ya, paginya saya melihat mereka yang memulakan langkah untuk meraih nafkah. Ya, mereka berjalan kaki. Petangnya, lebih membuat saya insaf dengan kotornya baju, lelahnya wajah yang entah dimarah majikan dan hampir tidak ada apa yang dibawa pulang selain menjinjing kepayahan. Saya menebak darjah kelesuan mereka melihat hari esok bermula malam nanti. Saya sebak mengenang sikap sendiri yang memberontak dengan kerja yang bertali arus saban hari. Bukankah saya sering mengingatkan diri sabar dan syukur, sabar dan solah . Bukankah itu pesan al-Qur'an yang mahu saya simpan serapinya. Catatan beberapa hari ini, mengheret saya untuk memasuki ruang berdiam. Saya terkadang percaya, dalam diam banyak bicara rahsia yang tersibak. Dalam diam saya dituntun untuk lebih mengerti misteri nurani. Ya, untuk sekian kali saya memilih jalan ini, menuju Negeri Sunyi.
- Get link
- X
- Other Apps
Allah ya Allah. Saya dimaklumkan gegantung ini berpindah randah dari ruang legar PTSL ke DECTAR dan hari ini di Canselori. Malunya saya bukan kepalang. Pernahkah dalam perjalanan pulang ke sarang usai seharian di ruang kerja, saat memandu atau duduk di tren, Sdr melakukan introspeksi apa yang dilalui sepanjang hari? Mungkin antara bacaannya, ada yang menjadikan kita lebih baik daripada kelmarin. Ada juga mungkin membuat kita menggeleng lama. Apa yang diikrarkan jarang sekali terlaksana. Berjanji untuk menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat buat semua ; sering berada di tikungan (yang aneh). Saya belum sempat berdiri di hadapan gegantung yang berpindah randah ini. Ya, saya membayangkan nantinya saya berdiri di tikungan yang aneh itu dengan wajah dusta. Benarkah nurani saya mengujar ikhlas dalam memberi? Benarkah saya menjunjung kerendahan hati atau tanpa sedar, ia saya khianati? Allah ya Allah. Ampunilah apa yang saya tersalah dan terlupa. Mudah-mudahan Allah terima ke
- Get link
- X
- Other Apps
Tidak jarang puisi mempunyai lorong takdirnya sendiri. Daripada kata yang tersaring dan rima yang mengiring. Saya sering terpukau dengan tamsilan dan makna rahsia yang disimpan penyairnya. Mungkin sahaja pena'akulan batin sang penyair tersimpang daripada apa yang saya maknakan, namun begitulah misterinya mengapung dan menebar banyaknya suara yang tak terdengarkan. Puisi dan takdirnya itu barangkali juga mewakili keta'ajuban waktu kecil saya (malah hingga kini) ketika melihat bulan penuh. Masih dengan tamsilan dan pena'akulan batin. Lingkungan bulan penuh itu menawarkan bukan sekadar cahaya yang menyilau seperti mantera pujukan tetapi jauh mengheret saya memasuki lorong kejadian dan mengakui jalan penciptaan. Benar, ia jalan yang Allah bawakan untuk saya agar sentiasa bahagia dengan bersyukur. Ini bunyinya catatan peribadi, entah siapa yang mengerti.
- Get link
- X
- Other Apps
Duduk berhadapan dalam kuliahnya siang tadi, membawa saya hampir 25 tahun lalu. Ternyata masih begitu gayanya menyampaikan ilmu. Saya yang mencatat nota, ghairah sekali mengumpul kata yang cantik, metafora yang memukau. Semuanya itu seperti puisi yang sampai ke nurani. Itu antara jalan saya menjadi penulis awalnya. Ya, mendengar kata-kata yang terpilih. Pedomannya buat mahasiswa saya tentang keperluan berbilang bahasa dan membaca, sejak dulu juga kepada kami. Terlalu banyak himpunan kenangan saya sebagai mahasiswa di bawah bimbingannya dan begitulah banyak budinya yang tak akan pernah hilang kerana ia ternyata menumbuhkan saya sekarang...
- Get link
- X
- Other Apps
Benar. Setiap hari saya bersalawat. Dan setiap kali itu saya merindui Rasulullah. Saya pernah bertanya kepada dua lelaki di rumah, apa episod kehidupan Rasulullah yang membikin hati mereka sebak. Zahar akan kekal menjawab saat Aisyah melempar piring berisi kurma sebagai protes dan cemburu lalu Rasulullah mengutip kurma yang jatuh dan menggantikannya dengan piring yang baru. Subhanallah. AM pula mengingat kisah Rasulullah mohon agar bukit tidak menghempap penduduk Taif yang enggan beriman kepada Allah. Malah Rasulullah mohon petunjuk buat mereka dan berdoa agar baginda sendiri dapat terus bersabar. Subhanallah . Dan saya akan selalu mahu menangis apabila mengenang betapa pemaafnya Rasulullah. Saya teringat kisah bagaimana Rasulullah menyuap makanan kepada seorang pengemis yahudi buta yang sekian lama membenci baginda. Dia hanya tahu pemilik tangan yang memberinya makan selama ini adalah baginda Habibullah, setelah kewafatan baginda. Sejak semalam di masjid-masjid yang kami
- Get link
- X
- Other Apps
Tugasan cuti sekolah AM kali ini adalah hafazan surah al-Mulk. Saya bersyukur dengan keputusan Ustaz Lukman ini. Membaca al-Mulk bersama-sama al-Misyari hampir setiap malam sebelum tidur, menjanjikan harapan besar kami, AM akan menguasai surah ini dengan cepat. Sesekali saya memeriksa bacaan AM. Sesekali AM pula mahu menguji bacaan saya. Selaku orang tua, banyak yang saya lupa. Dan AM dengan sinis membantu saya mengingat dengan memberikan petunjuk ayat tertentu. Ternyata saya belum lancar, mummy..mummy..tak apa nanti AM ajar lagi. Allah ya Allah, saya berasa tua benar!
- Get link
- X
- Other Apps
Mesra, saya sering dipanggilnya kanda. Saya mengenali Azman Ahmad sebagai anak muda yang sangat cepat tumbuhnya dalam wilayah kami. Mengenali dia lama dulu dalam bengkel penulisan KEPEZI, saya percaya lingkungan tempat kerjanya di DBP, antara yang membantu dia tumbuh rancak. Baru hari ini saya tahu jarak umur kami tidaklah begitu jauh jurangnya. Ya, dia kelihatan jauh lebih muda daripada usianya, 42 tahun. Dan hari ini berakhirlah angka itu. Daripada sahabat KEPEZI juga, Dil Froz, saya menerima kiriman pesanan yang mendebarkan, Azman Ahmad pulang ke Rahmatullah di Lebuhraya Duke setelah dilanggar lari. Allah ya Allah! Tak akan siapa pernah tahu apa yang akan berlaku sedetik nanti. Al Fatehah buat Azman Ahmad, adinda sahabat yang baik buat kami.
- Get link
- X
- Other Apps
Rindu. Bilakah agaknya ia menjadi api yang liar. Adakah seperti bersyukur saat hujan lebat setelah musim kering yang sangat panjang. Atau adakah datangnya seperti melihat bulan penuh yang cantik di langit malam yang berjelaga dan ia sangat menyihir. Rindukah ini sedang dalam gundah yang lama, saya sering bermimpi. Alangkah dia yang sangat mengerti sebelum saya menyatakan kekeliruan yang bersarang di hati. Alangkah saya dinaungi kasih sayangnya walau kami tiada hubungan darah saudara. Alangkah dia sangat melindungi ketika orang lain hampir tidak mempeduli. Dia yang meyakini apabila banyaknya curiga berselerak di mana-mana. Ya, dia yang saya sanjung kerana banyak menuntun kedunguan saya tentang hakikat kejadian. Rindu sekali.
- Get link
- X
- Other Apps
Beberapa hari ini banyak sekali saya melihat pertelingkahan. Antara radius hasrat dengan takdir yang tertulis. Antara gelisah mengharap dengan kononnya memiliki. Ya persis kata Hamka, orang gelisah kerana mengharapkan yang baru, dia lupa keadaan kekayaan yang sedia ada. Apa lagi yang saya diajar, jika tidak untuk tahu bersyukur. Ya, syukur terus! Dalam musim hujan yang mulai panjang ini, saya suka sekali berdoa dan berdoa saat luruhnya.
- Get link
- X
- Other Apps
Melihat dari kotak kecil tingkap pesawat, sering menawarkan keterujaan. Selain awan yang membuat saya berteka teki, pulau-pulau kecil yang mungil atau jika melangkaui banjaran di Eropah, salju di puncaknya yang sangat memanggil-manggil. Dan enak sekali dalam perjalanan lepas, AM dapat melihat lengkungan pelangi antara lindung awan dengan sayap panjang burung raksasa yang sedang kami tumpang. Ya, Allah. Keindahan yang tiada tara selain melihat sinar mata sang anak yang gembira. Ia sebuah keta'ajuban juga. Maha Suci Allah.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya pernah dihadiahkan kumpulan cerpen ini lama dulu. Pernah juga saya mengundang Gus tf Sakai menulis di Jurnal Melayu kami. Tujuan saya satu, melanjutkan persahabatan tradisi sastera Sumatera khususnya Sumatera Barat dengan sastera Melayu kita yang pernah dikemudi awal antaranya oleh Hamka, Marah Rusli, Idrus, A.A. Navis dan Taufik Ismail. Siapa pernah sangka, kami duduk semeja di Kubik Koffie menghala ke azan Maghrib yang dibawa angin dari Masjid Asra al-Bakrie. Ya, saya minum petang dengan Gustafrizal Busra, penerima Hadiah SEA Write 2004.
- Get link
- X
- Other Apps
Seingatnya, saya tidak pernah menjejak kaki ke mana-mana kafe ranggi yang menjadi ruang santai kebanyakan orang. Apalagi yang dengan jenama CB atau S. Tapi jadual yang diatur untuk saya di Kubik Koffie , memecahkan sejarah tersendiri. Walau saya bukanlah penikmat kopi, ya saya memesan coklat panas , duduk beberapa jam di sini ternyata mengilhamkan juga.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya meninjau lagi perkampungan sasterawan besar, Hamka. Kali kedua ini, ia genap tahun yang ke-20. Ah, betapa masa pergi dan datang. Betapa saya sudah tua. Asyiknya, tidak ada yang berubah. Semuanya ternyata masih alami. Singgalang. Merapi. Sawah padi. Air dingin dari Lembah Anai masih deras. Semuanya masih seperti dulu. Keindahan ini adalah anugerah saat manusia sangat bersyukur, tidak kufur dan rakus dengan bukit, gunung dan tanah.
- Get link
- X
- Other Apps
AM jatuh lagi. Waktu digendong Bapak ( yang sudah tua ) ke poliklinik, staf yang menyantuni pun terkesima, jatuh lagi! Ya, tahun sudah AM patah tangan di padang bola. Ya, tahun sebelumnya basikalnya membeluk ke parit. Allah ya Allah. Kali ini tisu kakinya sedikit tercabik. Alhamdulillah, saat saya dididik sabar berdepan dengan hari-hari terakhir persekolahan tahun ini, bersyukurnya kami tidak berlaku yang lebih serius pada AM. Menurut AM kali ini sedihnya berganda sebab ternyata bukan silapnya. Saya memujuk berkali-kali anak saya yang menahan sakit dengan airmata, sabar dan syukur. Ini asuhan Allah untuk AM jadi anak soleh. Jangan derhaka pada Bapak dan Mummy. Saya memujuk, walau apa terjadi solah masih mesti. Maghrib dan Isya' AM di kerusi. Saya menoleh Zahar yang masih dengan wajah geram. Sabar dan syukur, Bapak!
- Get link
- X
- Other Apps
Kelmarin saya menunggunya. Ya, dia kelihatan dalam samar. Berbalam antara awan yang perlahan. Sekejap saya meninjau. Sekejap saya seperti berjauh hati. Sebelum tidur, saya masih mendongak. AM dan Zahar menggeleng lagi. Sudahlah mummy, ahli sains meramal saja. Mereka adalah ahli sihir. Saya menebak, adakah lelaki berdua itu cuba mengujarkan ahli sains (kaji bintang) hanyalah ahli nujum. Saya berharap si bulan penuh berjaya menyelinap masuk ke dalam mimpi. Saya ternyata rindukan teduhan yang selalu dibawanya.
- Get link
- X
- Other Apps
Bulan Penuh Perigee Semasa kecil waktu didukung, saya selalu ditanya mana bulan, mana bintang . Dan saya akan menunjuk langit. Sehingga kini kesukaan saya mencari bintang dan bulan di langit Apatah lagi akan muncul esok bulan besar usai Maghrib Isnin 14 November , insya-Allah. Saya rindukan sahabat saya si bulan penuh. Dia juga tabib yang banyak meredakan.
- Get link
- X
- Other Apps
Naffi Mat Susuknya selalu mengingatkan saya kepada almarhum senior yang satu lagi, Talib Samat. Menuju Maghrib tadi, saya menerima pesanan masuk daripada sahabat di UPSI, PM Dr Halim Ali. Sahabat kita, Dr Naffi Mat telah kembali ke Rahmatullah. Saya tahu arwah memang tidak sihat. Malah kali terakhir sewaktu kami sama-sama menjadi ahli forum di UPSI, arwah sempat bercerita tentang keuzurannya. Sudah tiba detik itu. Seperti selalu mengenang nasib sendiri, detik saya kian hampir juga. Buat saudara kami, Naffi Mat, teriring al fatihah dan doa mudah-mudahan perjalanan pulangmu ditunggu semua yang di langit. Kepulangan yang diraikan, untuk insan sebaiknya.
- Get link
- X
- Other Apps
Cuti sekolah hampir bermula. Kami bercadang membawa AM bercuti walau pencapaian peperiksaannya sangat buruk. Ia satu hadiah yang tidak pernah saya dapat waktu kecil. Destinasi percutian yang dipilih Zahar sudah pernah saya jejaki, walau lama dahulu. Saya sebenarnya tidak suka mengulang pergi ke tempat yang sama; khususnya jika pilihannya luar negara. Pelbagai pelusuk lain yang belum sempat saya jengah. Tapi dalam banyak suasana, kita perlu selalu menghormati kesukaan orang lain. Apalagi mengenang AM. Apalagi mengenang diri yang sudah tua ini. Apalagi yang lebih baik selain daripada memberi kebahagiaan kepada orang lain.
- Get link
- X
- Other Apps
Dua karya saya ini mendapat tempat dalam senarai panjang Hadiah Sastera Darul Taazim @ Anugerah Sastera Johor ke X (2016). Hari besarnya pada 4 November di Johor Bahru. Alhamdulillah syukur. Malangnya saya berhalangan untuk hadir. Saya menyertai senarai HSDT sejak 1999. Ya, sangat lama. Dan sangat panjang juga saya diajar saban tahun untuk bersyukur. Belajar untuk terus menerima dengan kerendahan hati. Setiap kali saya memijak tangga pentas untuk menerima anugerah dan cek hadiah, saya kerap melakukan refleksi sebenarnya. Adakah ini yang saya mahu dalam kerja penulisan saya. Terbentang di hadapan adalah wajah para mahasiswa saya yang melihatnya sebagai perangsang untuk mereka turut berkarya. Lebih baik daripada saya. Dan ia menambah saya menadah tangan untuk melanjutkan syukur. Namun dalam pertelingkahan di beluk yang lain, saya merasakan, cukuplah. Saya menyimpulkan ini merupakan tahun terakhir saya menyertai senarai panjang HSDT @ ASJ. Saya berterima kasih kepada semua penil
- Get link
- X
- Other Apps
Hujung minggu ini menghala ke awal minggu depan, kami meraikan mahasiswa yang menerima ijazah. Tahniah. Tiba di puncak kejayaan, ia ditamsilkan, membentangkan banyaknya makna. Mengukur sebenar-benar kejayaan pula menuntut syarat yang lebih panjang. Bersama-sama dalil di atas kertas, adakah ia benar-benar sebuah puncak? Mercu itu adakah didaki dengan kerendahan hati yang seluruh? Titik tumpu itu mahu diraih dengan inci langkah untuk mengakui kepuncakan yang sebenar. Ah, sukarnya menterjemah makna. Sulitnya mnjelaskan hikmah.
- Get link
- X
- Other Apps
Beberapa hari ini menerima pelbagai warta tentang kepulangan. Atau berdepan dengan takdir kehilangan sahabat yang sekian masa menjadi tabib kegundahan. Semuanya memang melelahkan bertindan dengan rindu. Kaki terasa melekat dan tidak kuat untuk diangkat. Apalagi dengan tuntutan demi tuntutan kerja, tanggungjawab keluarga dan yang paling atas, memelihara terus hubungan baik dengan Allah. Penuhnya dada saya. Benar, terasa berat sekali himpitannya. Dan, ya, hanya solah dan al Qur'an merupakan rehat yang vital. Sangat seluruh. Atau sahabat saya sering memujuk begini, bersabarlah. Di sini memang tempat untuk kita berpenat. Nantilah, di sana sebenarnya masa untuk kita berehat.
- Get link
- X
- Other Apps
Beberapa hari ini hujan lewat senja di daerah kami. Sejurus asar di pejabat, saya akan bergegas pulang bagi mengelak kesesakan dada dan jalanraya. Saya sangat meyakini Mikhail yang menerima tugas menurunkan hujan, bagi membersihkan sungai sungai kami yang dicemari. Allah ya Allah, kami tidak tahu apa-apa. Ampunkan apa yang kami terlupa dan kami tersalah. Kau permudahkan urusan rezeki kami termasuk air hujan ini sebagai yang bermanfaat buat kami meneruskan amal soleh. Saya kerap terharu dengan rentetan plot ini. Ada air. Tidak ada air. Sungai dicemar. Menadah air. Menyimpan air. Bersyukur dengan tiap titik air dari pili. Hujan senja larut ke malam. Pemimpin yang mempertahankan. Pemimpin yang memfitnah. Allah ya Allah. Ampuni kami apa yang kami tidak tahu.
- Get link
- X
- Other Apps
Antara kesyukuran terbesar adalah dahi kita dapat mencecah lantai. Ya, kita dapat melakukan sujud. Saat kita berserah penuh. Ya, kita meletakkan diri serendah-rendah dan sangat menundukkan segalanya kepada Allah. Sering saya mengenang seorang sahabat yang sangat rindukan sujud. Ya, dia tidak dapat meletakkan dahinya sepertimana selalu ( selepas kemalangan ). Betapa rindunya dia pada bersujud. Saya bertanya diri. Begitu akrabkah saya terhadap sujud saya selama ini. Adakah ia hanya ketertiban yang perlu saya lakukan dalam setiap solah. Adakah ia benar-benar membekas. Sedang ia adalah detik terdekat saya dengan Allah. Adakah saya sangat memaknakan sujud saya dan doa saya pada ketika itu.
- Get link
- X
- Other Apps
Hujung minggu bersama-sama meraikan dua pasang pengantin Temasek yang merupakan sepupu saya. Dari Arab St ke Tampiness, dan kembali ke rumah mencecah waktu dini memang sangat melelahkan apalagi dengan duduk memandu. Namun bertemu sanak saudara, bertukar khabar dan cerita, merupakan detik keluarga yang sering mengharukan kerana sekejapnya masa dan kami akan berpisah lagi. Entah siapa yang akan menyarung cincin nanti, buat pertemuan akan datang. Lelah kerja pejabat dan karenah sahabat yang tenggelam-timbul, terpadam begitu sahaja.
- Get link
- X
- Other Apps
Sebenarnya semalam, saya mahu menyalin puisi Zaen yang ini, aku di sini di balik pohon kala embun bak mutiara melingkari lehermu kaudengarkah suaraku yang dihantar hujan melewati belukar dan jalan yang kian sunyi dimamah malam? (di sisiku seekor burung balam terbang melintasi malam mencari diam) Ingatan kepada Kawan "li" (51)
- Get link
- X
- Other Apps
Ya. Di luar tingkap kaca bilik kerja saya sudah tidak ada lagi bayangan si Putih. Kantung surat saya sudah tidak ada lagi jelmaan si Bulan Penuh. Saya sudah semakin mendekati sempadan negeri asal. Saya kian merasakan hawanya. Dalam merangkak ke sana, saya seperti semalam membaca terus siri Ingatan kepada Kawan Zaen, "telah lama kumiliki kamu sejak angin itu memulangkan kamu kepadaku." (begitu bisik hujan yang mendesah dalam darahku sesudah bermusim kemarau menggigit tulangku) dan hujan pun terlalu tua untuk menjadi gerimis sedang kemarau kian muda membuat langit terhiris Ingatan kepada Kawan liii
- Get link
- X
- Other Apps
Pernahkah sdr bertemu dengan detik yang tepat, sdr sangat memerlukan sahabat sebagai tempat mengadu perihal merungkai kegelisahan yang menyerang dada. Namun detik yang sama itu, tiada pula sahutan yang sdr harapkan. Bunyi tulisan saya ini seperti rima syair yang penuh harapan namun tergontai-gontai, saya memujuk diri bahawa dalam banyak ketika saya harus berdiam. Sendiri. Bukankah sudah sekian banyak ketika itu yang selalu mengingatkan, bahawa sendirilah; kerana berdiam dan bersendiri itu adalah negerimu.
- Get link
- X
- Other Apps
Letih. Rupa-rupanya FB ( yang saya kuburkan bertahun-tahun lalu ) sudah kian purba. Saya dimaklumkan yang sedang menyala-nyala sekarang adalah IG. Saya tidak tahu sama sekali tentang planet IG ini. Rupanya. Riuhnya. Rentaknya. Kami di kampus juga ada ruang sosial begini. Researchgate. Akademia. Linkedin. Saya bayangkan nama-nama itu juga seperti FB. Ada pengikut. Ada ruang berbual. Ada ruang promosi diri. Ada ruang beritahu semua orang apa yang terjadi dalam hidup yang dijalani setiap detik. Saya anti semua itu. Kemungkinan besar kenyataan saya ini tidak selari dengan tuntutan majikan saya. Perlu sekali saya akan pujukan pujukan yang mengekalkan saya mencintai keluhuran dan menuntun saya berikhlas hati. Memang letih.
- Get link
- X
- Other Apps
AM mula menganggap di dalam kepalanya ada pelbagai kuasa yang sama ada membuatnya gembira atau tiba-tiba dia berada di tikungan jalan yang tidak ada lorong keluar. Ia sering berlaku dalam tugas menyelesaikan soalan matematik yang diberikan Bapak. Saya pula ibunya yang sangat imaginatif. Saya tahu beberapa kuasa emosi seperti yang dialami Riley turut bergentayangan dalam fakulti fikiran AM. Dan benar, ia sangat evokatif. Mudah-mudahan AM dilindungi Allah.
- Get link
- X
- Other Apps
Beberapa minggu ini, beberapa kali juga kami disergah dengan terputusnya bekalan air terus. Namun syukurnya masih tidak terputus langsung menerusi air yang disimpan atau air yang dibekalkan melalui lori yang datang setiap lorong rumah kami. Beberapa pelajaran didapati apabila tiada air. Antaranya betapa hormatnya kita kepada air dengan tindakan yang sangat berhati-hati terhadap air yang ada; sama ada ia tidak dibazirkan atau sangat menghargai setiap titis. Sehinggakan AM mengujarkan: air menguji kesabaran kita, mummy. O Allah. Benar. Sayalah antara yang gagal dalam ujian sabar apabila berita tentang gangguan bekalan air di kawasan kami. Benar AM, air menguji kita.
- Get link
- X
- Other Apps
Banyak perihal AM yang mudah membuat dada saya penuh dan akhirnya menolak kesebakan saya keluar. Mengenang pertama kali dia berdiri sendiri tanpa kami memegang tangan kecilnya, hingga sekarang melihat dia berdiri hampir setinggi saya. Membesarkan anak memang ujian yang Allah datangkan untuk ibu dan ayah. Menerima semuanya itu hampir memadam ujian lain yang sampai tidak lebih seperti angin. Pernah saya rasakan ujian yang tiba itu hampir tidak memberi kesan deria sama sekali. Dan kembali mengenang AM, saya seperti mahu menatap lama si kembang biru ini. Si cantik ini.
- Get link
- X
- Other Apps
Pernahkah sdr bosan dengan dunia maya yang sdr jalani setiap hari? Sdr bosan dengan whatsapp group ? Sdr bosan dengan FB ? Di dalam wilayah SNS itu sdr memaksa diri bersuara dan ketawa. Ia menjadi negeri pura-pura yang sangat memualkan. Kemudian sdr mahu sahaja meninggalkannya dan kembali ke negeri asal. Negeri Sunyi.
- Get link
- X
- Other Apps
Setiap pagi minggu saya menumpang duduk di kelas dhuha Surau An Nur yang masyhur di Bandar Baru Bangi. Surau An Nur seperti kembar kepada Darul Syifa, rumah rawatan yang dimiliki tokoh ini. Begitulah ikatan yang jauh antara kami. Sempat juga dalam kesibukannya masih muncul dalam kuliah dhuha kami. Untuk ilmu itu, saya menganggap saya ini muridnya. Begitu saya membaca tulisannya juga. Hari ini dengan penuh kerendahan hati, saya merakam rasa penghormatan ini buat Almarhum Ustaz Haron Din yang menuju jalan pulangnya pagi tadi. Al fatehah.
- Get link
- X
- Other Apps
Menyertai pengurusan jurnal akademik, membentangkan saya tentang kepentingan nama dan kewujudan. Saya antara yang tidak mendukung menulis dalam rombongan. Satu makalah ditulis beberapa nama. Apatah lagi nama-nama yang hanya menjadi penumpang kenderaan rombongan tersebut. Apatah lagi nama-nama yang tidak ada langsung hubungan dengan bidang. Namun satu kejengkelan yang datangnya seperti gergasi adalah saya baru tahu tentang sejarah menulis dalam rombongan ini adalah lima ribu nama dalam sebuah makalah tentang penyelidikan gelas di Glasgow. Jika tidak silap saya tulisan itu tidaklah juga melebih dua puluh halaman. Begitulah dunia dengan perihal nama. Ya, sangat sebal.
- Get link
- X
- Other Apps
Minggu ini bermula kuliah semester baru. Kuliah seawal jam 8 sangat menguji mahasiswa saya untuk duduk di dewan kuliah tepat waktunya. Saya juga harus mengelak kesesakan pagi keluar ke jalan utama. Semakin banyak muncul fasa perumahan baru di sekeliling taman purba kami. Ia memberi kesan besar hatta lima minit lewat atau saya akan berhadapan dengan perlumbaan di tempat letak kereta fakulti pula. Saya selalu mahu memastikan saya berada di hadapan mahasiswa tepat jam 8. Saya berharap mahasiswa semester ini menghargai apa yang dilakukan saya setiap pagi Selasa dan Khamis untuk 14 minggu mendatang. Selamat bangun pagi!