AM jatuh lagi. Waktu digendong Bapak (yang sudah tua) ke poliklinik, staf yang menyantuni pun terkesima, jatuh lagi! Ya, tahun sudah AM patah tangan di padang bola. Ya, tahun sebelumnya basikalnya membeluk ke parit. Allah ya Allah. Kali ini tisu kakinya sedikit tercabik. Alhamdulillah, saat saya dididik sabar berdepan dengan hari-hari terakhir persekolahan tahun ini, bersyukurnya kami tidak berlaku yang lebih serius pada AM. Menurut AM kali ini sedihnya berganda sebab ternyata bukan silapnya. Saya memujuk berkali-kali anak saya yang menahan sakit dengan airmata, sabar dan syukur. Ini asuhan Allah untuk AM jadi anak soleh. Jangan derhaka pada Bapak dan Mummy. Saya memujuk, walau apa terjadi solah masih mesti. Maghrib dan Isya' AM di kerusi. Saya menoleh Zahar yang masih dengan wajah geram. Sabar dan syukur, Bapak!
Comments
moga dikau menjadi anak soleh penyeri mummy dan bapak; berjaya dunia dan akhirat.
Kanda Mawar,
alhamdulillah, keadaan AM tidak serius, ya, sabar dan syukur!
Terima kasih. Ya, memang sabar dan syukur!
Allah ya Allah.