Allah ya Allah. Saya dimaklumkan gegantung ini berpindah randah dari ruang legar PTSL ke DECTAR dan hari ini di Canselori. Malunya saya bukan kepalang.
Pernahkah dalam perjalanan pulang ke sarang usai seharian di ruang kerja, saat memandu atau duduk di tren, Sdr melakukan introspeksi apa yang dilalui sepanjang hari? Mungkin antara bacaannya, ada yang menjadikan kita lebih baik daripada kelmarin. Ada juga mungkin membuat kita menggeleng lama. Apa yang diikrarkan jarang sekali terlaksana. Berjanji untuk menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat buat semua; sering berada di tikungan (yang aneh). Saya belum sempat berdiri di hadapan gegantung yang berpindah randah ini. Ya, saya membayangkan nantinya saya berdiri di tikungan yang aneh itu dengan wajah dusta. Benarkah nurani saya mengujar ikhlas dalam memberi? Benarkah saya menjunjung kerendahan hati atau tanpa sedar, ia saya khianati? Allah ya Allah. Ampunilah apa yang saya tersalah dan terlupa. Mudah-mudahan Allah terima kelemahan saya dalam redha-Nya jua. Ya, sekali lagi, ini catatan nurani. Siapa yang mengerti.
Comments
Terima kasih atas tanggapan ini.
Saya gerun pada kemasyhuran; jika ini dapat dinamakan satu kemasyhuran.
Ya, DBP menggunakan istilah gegantung.
Saya baiki.
Terima kasih.