Jumpa di UKM. Tidak perlu ke Amcorp Mall!
Posts
Showing posts from March, 2015
- Get link
- X
- Other Apps
Antara kegeraman saya pada AM setiap hari ialah tidak ada sikap bertindak segera . Masa bagi AM seperti angin sepoi-sepoi bahasa di pohon kelapa yang melambai-lambai (ini cliche yang selalu digunakan mahasiswa saya). Saya dan Zahar sedang mencari strategi untuk AM faham makna masa itu emas (dia tahu peribahasa itu). Saya selalu mengingatkan, kalau terus lambat dan berlengah, AM akan ditinggalkan. Dan anak tunggal saya itu bersedia dengan jawapan. Kawan baik saya akan tunggu. Itu kawan baik yang baik. Penjelasan itu membuat kegeraman saya seperti naik hingga ke bumbung rumah! Seperti biasa melihat mummy sudah mahu jadi ribut taufan, AM akan memujuk saya dengan ayat cliche nya pula, sabar itu separuh daripada iman. Mummy jangan stress. Relax. Hujung minggu ini kami menuju selatan yang dirindu. Kononnya mahu meninggalkan kerja yang masih bertingkat-tingkat dalam kepala, namun saya masih mengheret komputer riba dan sebuah buku dalam bagasi. Selamat berhujung minggu. Mudah-mu
- Get link
- X
- Other Apps
Jumaat lagi. Benar, terasa sangatlah pantas masa bergerak. Saya pernah menulis betapa masa itu sangat meletus. Perginya masa sering membawa kita ke ruang penyesalan akan apa yang sudah berlalu semalam, kelmarin dan hari-hari sebelumnya. Deras letusan itu sehingga Allah menyergah bahawa kita hidup di dunia hanya sebentar waktu; dan sekejapnya itu hanyalah satu hari atau separuh daripadanya sahaja (al Mu'minuun: 113-114). Saudara tahu, bukan? Allah. Apa yang dipenuhi dalam waktu sesingkat itu? Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (as Sajadah: 5) Bukan ahli matematika mudah sahaja menghitung angka-angka ini. 24 jam kiraan Allah bersamaan 1000 tahun kita. Ini yang Prof Kamil maksudkan kelmarin dengan relatifnya hidup kita yang sebentar. Relatif masa. Allah, rupa-rupanya kehidupan saya hanya satu hari kurang lebih. Dan apa yang sudah saya perbuat dengannya?
- Get link
- X
- Other Apps
Buku baru sahabat saya, Dr Kay . Kami manfaatkannya dalam kuliah sarjana. Banyak yang dilihat dari sisi Islam dan dibandingkan antara tokoh, genre popular dengan pendidikan. Maka membaca novel sesungguhnya, memberi peluang pengalaman kerohanian khalayak untuk lebih akrab dengan al Qur’an. Membaca kitab mukjizat itu dengan jiwa yang berakhlak dan menghadirkan rasa selalu hampir dengan Allah bukan hanya pada ketika hati kita gundah tetapi tetap bersama dalam apa juga suasana. Begitu surah Yunus: 57 membenarkan, “Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai ubat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Ini pujukan al Qur’an melalui novel yang diperlihatkan untuk kita menjadi hamba Allah yang lebih tawaduk dan setia. Itu catatan saya di halaman kata pengantar.
- Get link
- X
- Other Apps
Nikmat masa. Dalam mengakui kononnya bersyukur dengan masa yang ada, sebenarnya banyak yang saya lalaikan. Seperti kata baris lagu yang selalu saya pasang dari cd di dalam kereta, masa yang hilang dan terbuang . Saya sedar soal nikmat masa ini terkait dengan nasihat Prof Muhd Kamil yang saya rakam semalam. Ketergesaan. Pertelingkahan antara nikmat masa dengan ketergesaan sering terjadi apabila kedua-duanya tidak mendapat keadilan yang sewajarnya. Betapa zalimnya saya. Berapa banyak yang sudah hilang bersama kesia-siaan dan berapa banyak yang sudah terbuang bersama keangkuhan. Dungunya saya dengan nikmat yang Allah berikan. Akhirnya saya berkesempatan menghubungi sahabat sekolah yang sekian lama menyepi. Aneh, saya pernah menjadi tukang kipas sewaktu dia menjadi raja sehari. Bulan dan tahun selepas mereka bersanding, kami seperti orang yang saling tidak mengenali. Memang aneh. Sepi dan sunyi yang panjang dalam kesibukan kerja. Apabila mendengar suaranya kelmarin, saya tahu dia
- Get link
- X
- Other Apps
Saya percaya kebanyakan sahabat yang pernah bergelar hujjaj turut membaca pengalaman Prof Muhd Kamil dan Puan Roza dalam buku Travelog Haji. Saya hampir sahaja ke Rumah Kecil di Bukit Ohud mereka sewaktu di Medinah pada musim haji 2011. Malam kelmarin, siapa yang pernah menduga kerja Allah, saya dapat bertemu mereka di surau berdekatan kediaman kami. Pesanan pertama Prof Kamil yang saya lihat kunci akhlak yang baik ialah usah cepat menghukum orang. Banyakkan menimbang-nimbang sebelum memutuskan. Betapa saya selama ini selalu dan terlalu cepat menghakim. Benarlah apabila Allah menegur bahawa manusia dijadikan bertabiat tergesa-gesa (al Anbiyaa': 37), kebetulan sahaja di meja kerja saya sekarang, halaman surah itu yang sangat menyentak. Allah ya Allah. Bantu saya terus memperbaiki akhlak yang masih banyak buruknya. Saya akan menyambung pedoman lain dari pertemuan usai hujan pada senja penuh Rahmah itu... insya-Allah.
- Get link
- X
- Other Apps
FB saya sudah bertahun-tahun terkubur. Sekarang ruang sosial maya saya adalah di WA (TG yang semakin saya mahu kuburkan juga). Ada yang saya hubungi secara peribadi atau dalam kumpulan. Tapi kumpulan-kumpulan yang saya sertai juga rupanya tidak ubah seperti FB yang sesak dan sering membuat saya keliru. Ada yang saya biarkan saja apa yang masuk ke dalam kantung pesanan. Ia datang seperti angin dan cepat pula perginya. Selebihnya, ada kumpulan yang saya manfaatkan sebaiknya untuk tujuan kerja dan ruang menambah iman. Sepatah kata Zahar, kita sudah harus bersikap selektif apabila usia semakin bertambah. Mengapa? Tidak semua yang kita perlukan lagi dengan baki masa yang kita punya. Maka, maafkan saya jika banyak yang sudah saya tinggalkan. Sahabat yang masih setia adalah dia yang datang mengetuk pintu setiap usai subuh dengan surah suci atau yang menjenguk setiap pagi jumaat dengan risalah mulia. Atau ada yang sekali sekali datang menguji di tikungan antara ketaatan dan kederhakaan say
- Get link
- X
- Other Apps
Rencana untuk ke selatan tertangguh lagi minggu ini apabila sekali lagi barisan tenda didirikan di hadapan rumah. Pengantin lagi! Kali ini adinda kepada tetangga kami, Suraya dan Zainal menjadi raja sehari. Saya tidak mengenali pasangan pengantin baru ini, jadi tiada cerita istimewa antara kami. Namun doa masih saya hadiahkan agar mereka dirahmati terus. Setiap kali menjamah nasi minyak pengantin, bonda saya selalu berpesan agar usah lupa mendoakan pasangan yang diraikan. S dan Z sudah beberapa kali menganjurkan majlis perkahwinan adinda-adinda mereka. Saya yakin kedua-dua mereka merupakan kakak dan abang yang sangat menyayangi saudara dan keluarga mereka. Ia suatu yang sangat mengharukan khusus bagi saya yang tidak pernah tahu erti kasih sayang antara saudara kandung (sehingga saya menyertai keluarga besar Zahar) . Masya-Allah, menakjubkan sungguh makna kasih sayang itu!
- Get link
- X
- Other Apps
Alhamdulillahi rabbil alamin. Bersyukurnya saya apabila untuk beberapa ketika ini sakit kepala yang selalu datang, tidak lagi menyerang. Biasanya dengan musim panas atau masa makan yang tidak menentu, kepala saya seperti ditimpa batu berukuran gergasi. Terima kasih kepada sahabat tabib yang menyarankan amalan yang mudah sebenarnya, dengan izin Allah. Penawarnya ialah surah al-Falaq . Panduannya, baca dengan hormat ayat demi ayat. Fahami sebaiknya maksud setiap satu. Saya cuba lakukan dengan tertib dalam dan luar solat dengan keazaman agar ibadah khusus dan pekerjaan dapat saya lakukan dengan aman dan kepala yang ringan. Mudah-mudahan ia ubat yang ampuh untuk saudara yang senasib dengan saya. Selain ia mukjizat, saya percaya ikhlas tabib itu membantu para pesakitnya. Semoga dia senantiasa dipayungi Rahmat Ilahi.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya melihat dia berpeluh-peluh mengheret bagasi dan berhenti di hadapan bilik kerja saya. "Di mana ya saya bisa dapatkan buku-buku yang dipamerkan itu?" Tangannya menghala ke rak kaca di muka pintu masuk utama. Saya segera mendapatkan pembantu untuk menyelongkar gua simpanan buku-buku yang kebetulan berhadapan dengan bilik kerja saya. Susuk lelaki ini mengingatkan saya kepada Zahar. Dihulur kartu namanya, Holger Warnk dari Goethe Universitat. O bukankah ini Holger Warnk yang pernah saya lihat fotonya dalam acara ITBM sedikit masa dulu. Cepat pula saya teringat Tautan, antologi puisi Melayu-Jerman. Antara kerjanya di perpustakaan Jabatan Pengajian Asia Tenggara, hampir setiap tahun memunggah buku-buku Melayu ke Frankfurt. Saya teringat beberapa watak perpustakawan dalam Hadiah Hanafi dan Perempuan si Pemetik Harpa . Mereka ini manusia yang menyimpan banyak cerita dan sekali sekali mahu menguji kita yang menjadi pendengarnya.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya memang sudah tua. Antara petanda ketuaan itu ialah keberanian saya menegur anak-anak muda khusus para mahasiswa saya untuk memelihara aurat. Mana-mana yang mengenakan baju ukurannya hanya ke siku walau tudung cantik berlilit-lilit, akan saya nasihat terus. Mana-mana yang duduk dalam kuliah saya kaki menjulur tanpa sarung, akan saya sebut namanya. Mana-mana pelajar lelaki (khusus tahun akhir) yang sudah pandai bergaya dengan rambut panjang melepasi bahu, akan saya bacakan maksud ayat dari surah suci, betapa kutukan Allah buat mereka. Allah, Allah, Allah. Saya memang bukan seorang yang 'alim (gelaran orang umum untuk mereka yang ahli agama), jauh sama sekali. Namun setiap hari saya berdoa untuk cuba jadi baik daripada semalam. Apabila saya meminta para mahasiswa saya mengurus hukum, maka begitu juga, insya-Allah, hati saya bercakap pada diri sendiri. Cepat pula mahasiswa yang separuh daripada usia saya itu meminta maaf, dan cepat pula saya menyergah mereka untuk segera memoho
- Get link
- X
- Other Apps
Rupanya banyak yang kita lakukan atau ujarkan, ditelah orang dengan pelbagai capahan matra yang mungkin sahaja tidak sama sekali kita terfikirkan. Ia lalu mengheret kita ke negeri kesedihan, keperihan dan memaksa masuk ke daerah yang serba serbi keliru. Allah, bukankah selama ini saya cuba sebaiknya menjadi sahabat yang tulus? Saya cuba menyertai walau saya mungkin sahaja kelihatan aneh dan asing. Rupanya dengan penyertaan yang jujur itu, saya masih ditonton dengan mata canggung. O, rupanya dalam kedunguan itu, saya mencipta petaka sendiri. Dan adakah ini petanda bahawa saya akan terus tidak tahu bagaimana menjadi sahabat yang selayaknya. Saya pernah mencatat kurang lebih begini lama dahulu: Nilai perbuatan usah pernah ditimbang dengan mata manusia. Ia tidak akan pernah menjadi saksama. Apabila telah ada saranan melakukan kebaikan, maka berikhlaslah. Tidak bertambah kerana pujian atau berkurang kerana kejian, kerana keikhlasan itu sangat rahasia. Atau saya harus segera kem
- Get link
- X
- Other Apps
Antara sakitnya mata dan hati sebagai guru apabila anak murid masih mengulang-ulang kesilapan yang sama semasa menyelesaikan tugasan bertulis. Saya pula guru kepada anak murid yang sudah besar panjang. Mereka mendaftar dengan tiket pelajar yang bijak dan matang. Namun apabila berada di sini, di universiti, semuanya akan teruji. Aduhai, kuliah saya berkaitan Pengajian Melayu menuntut mereka mempunyai kemahiran berbahasa yang tinggi. Bahasa itu bukan sahaja ditutur, ditulis tapi sebenarnya ia datang dari fakulti fikir dan pena'akulan yang tekun dan mendalam. Bercakap dengan teman-teman yang sebaya pula, saya semakin jarang bertemu dengan mereka yang mempunyai kekuatan berbahasa yang terpuji. Ya, jarang dan ia sangat malang. Bahasa kita banyak digoda oleh penyalur teknologi, semuanya mahu dipenggal dan hasilnya adalah bunyi dan rupa yang sangat hodoh. Benar ya begitu? Sehingga kehormatan terhadap bahasa sendiri, saya rasakan kian mati. Memang sadis. Namun pada masa yang sa
- Get link
- X
- Other Apps
Sepuluh tenda dipasang di hadapan rumah apabila tetangga rapat kami, Kak Harlina dan Abang Azhar menerima menantu sulung. Kami antara yang terawal menghuni di kediaman ini 15 tahun lalu. Cepatnya masa! Saya masih ingat si remaja Aikal menghulur juadah berbuka puasa atau kuih minum petang di pintu pagar dapur, kiriman dari ibunya yang rajin mencuba resepi baru. Cepat Aikal menyambung pengajian dalam bidang senibina dan bekerja dalam bidang yang sama. Hari ini anak muda bersopan santun itu bergelar suami. Tahniah dari kami buat Muhamad Aikal dan Nur Farhanah, selamat menjadi raja sehari. Semoga rumahtangga yang dibina dirahmati hingga ke syurga. Saya mengutip hadith dari kartu undangannya: manusia Hawa dijadikan daripada rusuk manusia Adam. Bukan dari kepala untuk menjadi atasnya. Bukan dari kaki untuk menjadi alasnya. Malah dari sisi untuk menjadi teman hidupnya. Dekat dengan lengannya untuk dilindungi dan dekat di hatinya untuk dicintai. Allah. Saya mengenang usia saya bersa
- Get link
- X
- Other Apps
Petang Jumaat penuh rahmat apabila dapat duduk bersama guru lama. Bertanya khabar. Berganti cerita tentang perkembangan terkini, pengisian rutinitas, tulisan baru atau projek buku. Bertukar harapan dalam usia masing-masing yang tinggal sedikit bakinya. Seingat saya, tidak pernah mengambil kursusnya semasa menjadi mahasiswa. Kami sejabatan ketika saya masuk sebagai tutor dan pernah bersebelahan bilik kerja. Sesekali saya dimintanya membantu mengendalikan komputer. Lucu, banyak pula yang menyangka saya anaknya kerana nama Shafie. Saya juga pernah dalam usrah yang sama dengan isterinya Ustazah Mukminah. Ditemani sahabat, Dr Kay , banyak yang kami fikirkan bagi memanfaatkan ziarah ilmu ini. Entah saya ini terlalu sentimental atau terkesan dengan susuknya yang masih dengan kerendahan hati, saya sebak sewaktu memandu pulang. Entah mengapa, tersekat-sekat saya merakam entri kali ini. Ingatan saya terhadap tokoh Takmilah, Dr Shafie Abu Bakar , bersuling-daling, berkali-kali saya cuba merap
- Get link
- X
- Other Apps
Kelas al Mulk kami malam tadi sangat mengesankan. Usai tamat bacaan, saya berbahagi video neraka yang dikirim dalam grup wassap. Kawah gunung berapi yang bergolak lahar merah dan asap panas, memang sangat menggerunkan. Banyak yang ditanya AM. Saya bisikkan, neraka atau syurganya kita lebih awal digambarkan semasa kita di dalam kubur lagi. Makanya kelas al Mulk kita mudah-mudahan dapat membawakan cahaya harapan yang menyuluh ke jurus yang aman. AM kemudiannya lena. Dalam mengenang nasib sendiri, saya dikejutkan AM yang terjaga separuh teresak. Mummy, saya mimpi neraka. Takut. Neraka tadi yang mummy cerita. Allah, Allah, Allah, kasihannya AM. Jadi anak yang soleh dan AM insya-Allah ke syurga, pujuk saya.
- Get link
- X
- Other Apps
Amalan saya dan Alif Matiin membaca al Mulk sebelum tidur (atau kadangkala giliran itu diganti Zahar). AM tahu antara manfaat bacaan surah tersebut adalah untuk kehidupan kami seterusnya di dalam kubur nanti. Namun saya merasakan saat kami membaca betapa Allah menyatakan amatlah sedikit antara hamba-Nya yang bersyukur, ada didikan khusus. Saya bisikkan kepada AM, teruslah bersyukur. Belajar berterima kasih. Terlalu banyak Allah berikan kepada kita. Terlalu banyak yang kita terima. Belajar untuk memberi dan mahu selalu berbahagi. Jangan angkuh dengan apa yang kita punya yang sebenarnya milik Allah. O Alif Matiin, betapa mummy belajar perihal yang sama dalam kelas al Mulk kita. Berterima kasih pada setiap hela nafas!
- Get link
- X
- Other Apps
Antara kemalangan dalam hidup apabila kita ditinggalkan sahabat yang sekian masa menuntun kita ke jalan mengingati Allah. Kita akan rindukan panduan yang setiap hari dibawakannya. Kita rasa kehilangan. Dalam gundah itu Rumi memujuk, walau sahabat itu menjauh, akan selalu ada jendela yang membawa hati kita kepadanya. Dari bahu jendela itu seperti ada juga bulan yang menawarkan satu lorong rahsia, membawa khabar yang mahu kita kirim kepadanya. Saya tahu, lorong rahsia itu adalah doa. Saya bermohon agar dia dipayungi rahmat Ilahi.
- Get link
- X
- Other Apps
Kelmarin, dalam kuliah etika penulisan, saya bercakap soal perlunya kita pada rahmat Allah hatta dalam kerja penulisan. Mengapa... kerana kita lemah. Manusia sangat memerlukan bantuan Allah. Dalam keributan tugas, kita mohon agar Allah memberi kelapangan, kemudahan dan ilham juga kesihatan yang baik untuk kita menyudahkan apa sahaja tanggungjawab yang dilihat beban yang berat. Sekembali daripada bercakap dengan pelajar soal rahmat Allah, AM yang berandung tangannya masih dalam cuti sakit, sangat-sangat menguji kami. Saya berkali-kali berkata pada diri betapa saya ini orangnya tidak sabar. Mudah jadi gunung berapi yang cepat meledak. Ya Allah, berkali-kali pula saya berdoa seperti saranan-Nya, mintalah pertolongan dengan sabar dan solat , Allah menyertai orang-orang yang sabar. Atas usul pembaca blog ini ( terima kasih ), saya sedang menekuni buku Qardhawi. Saya mahu jadi orang yang sabar. Saya sedang mencari guru yang boleh menuntun saya menjadi seorang yang sabar.
- Get link
- X
- Other Apps
Alhamdulillahi rabbil alamin. Bercakap tentang kecintaan terhadap buku di EBI 2015 semalam, saya dihadiahkan sebakul buku. Allah, mekarnya hati saya menerima tanda terima kasih ini. Setiba di rumah, saya meletakkannya di meja tamu rumah untuk meraikan AM dan Zahar yang pulang memasuki senja. Ternyata mereka juga gembira dengan hadiah merah ini di samping beberapa buku yang sempat saya dapatkan untuk bacaan hujung minggu. Nanti akan saya ceritakan pula buku-buku tersebut.
- Get link
- X
- Other Apps
Berbahagianya pagi ini saya dapat bertemu dengan anak-anak sekolah dan mahasiswa universiti di EBI 2015, Putrajaya. Bercakap soal penulisan dan bagaimana memanfaatkan buku, saya bersyukur bertemu mereka. Saya berterima kasih kerana membawa kembali zaman anak-anak dan remaja yang sudah jauh saya tinggalkan. Terima kasih kepada pihak Sinergi Ilmu, Persatuan Mahasiswa Anak Johor dan MPP UKM kerana mengundang. Mudah-mudahan ada manfaatnya, insya-Allah.
- Get link
- X
- Other Apps
Ujian datang dalam pelbagai rupa. Begitu juga wajah rezeki yang Allah anugerahkan. Jumaat lalu, saat saya bersyukur Allah masih berikan kesempatan umur yang panjang, Allah datangkan ujian bersama. Tangan AM yang pernah patah hampir setahun yang lalu, patah sekali lagi. Antara geram dengan simpati, saya melihat AM dengan seribu belas. Jatuh lagi di padang sekolah. Allah, ya Allah. Mendapatkan rawatan yang terbaik, kami akhirnya dipertemukan dengan pakar tulang yang pernah saya tahu namanya, Prof Dr Zairul Nizam Zainol Fithri , terkait dengam Misi Aman Palestin. Alhamdulillahi rabbil alamin. Saya terus memanjangkan doa, AM mendapat penyembuhan yang cepat daripada kepakaran Prof Zairul. Saat menulis ini, saya meninggalkan sementara AM dan Zahar di wad Rosemary, Salam. Hanya Allah yang tahu apa dalam dada saya sekarang.