Saya memang sudah tua. Antara petanda ketuaan itu ialah keberanian saya menegur anak-anak muda khusus para mahasiswa saya untuk memelihara aurat. Mana-mana yang mengenakan baju ukurannya hanya ke siku walau tudung cantik berlilit-lilit, akan saya nasihat terus. Mana-mana yang duduk dalam kuliah saya kaki menjulur tanpa sarung, akan saya sebut namanya. Mana-mana pelajar lelaki (khusus tahun akhir) yang sudah pandai bergaya dengan rambut panjang melepasi bahu, akan saya bacakan maksud ayat dari surah suci, betapa kutukan Allah buat mereka. Allah, Allah, Allah. Saya memang bukan seorang yang 'alim (gelaran orang umum untuk mereka yang ahli agama), jauh sama sekali. Namun setiap hari saya berdoa untuk cuba jadi baik daripada semalam. Apabila saya meminta para mahasiswa saya mengurus hukum, maka begitu juga, insya-Allah, hati saya bercakap pada diri sendiri. Cepat pula mahasiswa yang separuh daripada usia saya itu meminta maaf, dan cepat pula saya menyergah mereka untuk segera memohon maaf daripada Allah. Begitulah saya yakini, bukan hanya tugas saya berwacana dalam bilik kuliah; lebih daripada itu tumpuan saya terhadap qalbu mereka. Saya teringat bacaan saya yang belum khatam dari buku TGNA ini, berdoalah sungguh-sungguh agar Allah mencantikkan akhlak kita. Ampuni saya ya Allah, astaghfirullah...
Comments