Berdiri di antara kering angin laut atau sahaja saat dikepung kabut bukit waktu dini, ia menjadi baris-baris puisi yang menambat aksara rasa dan kata sukma. Benar ia simpulan magis, enggan mahu dilerai, apalagi terputus. Benar, ia mahu diikat terus.
Posts
Showing posts from September, 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Saya jarang sekali mahu mengulang letak foto di sini, berselang hari. Tapi yang ini amat menyihir. Saya seperti menyertai sepinya. Saya mengiringi sendirinya. Saya ikut serta rusuhnya di ranting paling hujung, sepertinya ia mahu melingkari langit yang bukan biru mahupun ungu. Dalil obsesi, saya menampal foto magis ini di cermin telefon tangan dan cermin komputer riba dan komputer di kamar kerja, di rumah juga. Biar saya terus mendengar deru dan tala dari perbukitan, dari perahu, dari banir atau sukmanya yang bisu.
- Get link
- X
- Other Apps
Mahu melepaskan dan ternyata ia bukan semudah berlalunya gerak angin. Sedang saya sering melihatnya sebagai puisi. Benar, dia adalah puisi yang selalu mengisi pagi, senja dan saat berbaringan. Puisi yang menghantar sekian banyak perutusan dan kenangan. Dan sekarang rangkap dan bunyi bergentayangan melantun isyarat yang banyak untuk memperkukuh hati, memadam segala harapan. Di bawah jajaran warna langit dan nasib, saya tahu kami menjadi baris-baris puisi tentang sunyi.
- Get link
- X
- Other Apps
Ini Farid al Din Attar. Saya menamakannya begitu sebab datangnya pada hari Jumaat. Farid atau Attar pengganti AM yang sedang berada dalam pengajian al-Qur'an. Merangkulnya sama lunak rasanya ketika AM seperti enggan melepaskan saya saat perpisahan kami di pintu maahad. Aneh juga nama Farid al Din Attar yang saya pilih, yang sebenarnya lebih masyhur dengan Sidang Unggas, Mantiq al-Tayr. Narasi pengembaraan ribuan unggas menuju puncak istana Simurgh, raja segala unggas yang hinggap di Bukit Qaf. Sedang Farid al Din Attar saya ini menginap di wilayah pantai jauh dari perbukitan atau banjaran dan kini saya cuba melindunginya. Begitulah kejadian jarak, ia memang terpisah dan terpecah. Usah ada yang mahu menafikan. .
- Get link
- X
- Other Apps
Bunga sering mengirim makna cinta. Apalagi kalau mawar. Bunga juga tanda terima kasih. Apalagi sebagai mewakili kemaafan. Kelmarin si putih ini menyiram wangi taman kecil di hadapan rumah. Ia sangat merangkul saat saya pulang dengan memikul lelah dan perih menjelang azan dari surau. Dulu AM sesekali memetiknya dan meletak di meja tulis saya. Sekarang saya sudah jarang menerima bunga. Apalagi untuk memujuk saya yang sudah tua dan selayaknya tidak lagi dititip apa jenis bunga sekalipun.
- Get link
- X
- Other Apps
Kami kian berjarak. Saya sedar kabut tipis antaranya kian menjadi tabir hijab kenangan. Segala yang ada menjadi perca-perca delusi yang sangat remang. Saya akhirnya sendiri dan pasti merasakan ada yang hilang ketika saya menoleh ke luar tingkap kecil pesawat senja itu. Jalan berkeluk, tikungan di tanah beralun, angin yang ternyata membawa berita atau hawa yang bertukar nada. Semuanya berhimpun lama hingga kesedihan saya tumbuh menjadi gunung atau mungkin hiba saya merayap menjadi hutan belantara yang panjang.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya fikir rindu kami menggenap saat saya melebarkan bukaan pintunya. Kami seperti mahu saling merangkul setelah dia menghilang tahun. Dan saya tahu betapa hangat nanti saya jadinya antara dingin angin gunung dan perbukitan apabila berada dalam dadanya. Sekali lagi, saya fikir rindu kami menggenap saat saya menuruni tangga kecil menghala ke jalan pulang. Ya, benar ternyata ia belum terpenuh. Rindu kami masih tumbuh antara dahan, daun, kabut dan keliru yang mengepung.
- Get link
- X
- Other Apps
Minggu ini saya seperti diberikan ilham. Melihat ragam di jalanraya dan karenah manusia, bagaimana saya mendepani mereka. Misalnya, melihat motorsikal yang memberi lampu isyarat ke kiri tapi tiba-tiba membeluk ke kanan. Pasti saya geram dan mahu marah. Tapi dengan ilham , saya jadi ketawa sendiri. Aduhai lucunya! Atau geram dihubungi ketua setengah jam sebelum harus mewakilinya ke mesyuarat, saya berseloroh dan ketawa. Seraya memberitahu ketua saya mahu berdandan dahulu. Atau bagaimana saya dengan pihak yang asyik lupa setelah diperingat berkali-kali. Saya akan ketawa sendiri. Lucu sekali, bagaimana dia masih lupa. Ya, begitu cara menangani tekanan. Ketawa sendiri. Atau sebenarnya masih ada yang belum boleh saya ketawa sendiri, saat ada gurauan yang perih dan meremukkan. Canda yang tidak pernah sama sekali saya terfikirkan akan berbuat sedemikian. Ya, mungkin saya belum boleh ketawa sendiri untuk merawat hati dalam banyak hal lagi. Sebaliknya dengan kelucuan itu, saya berasa sa
- Get link
- X
- Other Apps
Hari ini mahasiswa baru mendaftar. Melihat wajah anak-anak ini. Melihat wajah ayah ibu yang menghantar. Saya melihat harapan. Saya sudah melihat rindu. Saya melihat pengorbanan. Kasih sayang juga yang berselang seli. Sekurang-kurangnya untuk tiga tahun ini. Begitulah, banyak yang menguji saat dekat, apalagi dalam jarak yang menjauh, kian panjang. Tabah semuanya.