Musim memilih. Dan saya cepat jadi jemu dengan angin musiman tentang kejujuran atau keikhlasan begini. Memilih. Saya membaca sebuah puisi sangat langka Chairil Anwar 1946 Pemberian Tahu, antaranya tentang memilih, kupilih kau dari yang banyak:
nasib adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dari yang banyak, tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.
Aku pernah ingin benar padamu,
Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali.
Kita berpeluk cium tidak jemu,
Rasa tak sanggup kau kulepaskan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku memang tidak bisa lama bersama
Ini juga kutulis di kapal, di laut tak bernama!
Comments
Atau kita ini memang selalu menyimpan harapan.
Musim yang aneh!