Menjelang Maghrib nanti saya berhasrat untuk menyelinap masuk ke dalam gua. Dan saya mahu menguncinya. Saya tidak pasti pula sama ada saya berupaya atau masih terus akan ditewaskan. Jika saya meyakininya, saya ucapkan, semoga kita bertemu lagi.
Posts
Showing posts from May, 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Mendongak, langit yang lapang, berselang dengan awan yang kadang jernih. Maka semuanya menjadi cerah sesekali pula menyilaukan. Maka semuanya membuat saya lebih bersyukur, walau dalam geram, jari yang masih kotor hampir menggenap seminggu. Menjengkelkan memang. Sama geramnya hati saya yang masih belum dapat menikmati bayangan risalah cinta yang harus sudah mula bertebaran dan masuk ke dalam jiwa-jiwa yang terpilih menjelang bulan hadapan. Sedihnya saya. Seperti bertemu antara kabut, hijab dengan mimpi. Dekat yang jauh, ya; dekat yang tidak mungkin dapat dipegang dan, jauh memang itulah hakikatnya.
- Get link
- X
- Other Apps
Musim memilih. Dan saya cepat jadi jemu dengan angin musiman tentang kejujuran atau keikhlasan begini. Memilih. Saya membaca sebuah puisi sangat langka Chairil Anwar 1946 Pemberian Tahu, antaranya tentang memilih, kupilih kau dari yang banyak: Bukan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing. Kupilih kau dari yang banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring. Aku pernah ingin benar padamu, Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali. Kita berpeluk cium tidak jemu, Rasa tak sanggup kau kulepaskan. Jangan satukan hidupmu dengan hidupku, Aku memang tidak bisa lama bersama Ini juga kutulis di kapal, di laut tak bernama!
- Get link
- X
- Other Apps
Alhamdulillah syukur. Kali ini 12 nama yang tersenarai sebagai pemenang. Dua hadiah utama dan selebihnya hadiah penghargaan. Syabas kepada: Qurratul Ain, Nurul Syafiqah, Nur Zafirah, Siti Nor Aisah, Mohd Azree, Nurul Shafika, Asmawi, Mohd Amir Ashraf, Nur Atiqah, Nurul Thahirah, Nur Ainul dan Nur Hanini. Kesemua adalah pelajar UKM dari Pusat BAYU. Terus menulis!
- Get link
- X
- Other Apps
Mawar dan purnama. Klasiknya, mawar adalah cinta. Dan purnama adalah rindu. Saya sedar mawar itu sangat rapuh. Tapi suasana dan waktu sering pula merubahnya. Menggesanya jadi kukuh, lebih berdaya walau hanya dia yang tinggal. Ya, hanya dia dalam malam, dalam kelam. Namun, si Sya'aban yang menggenap, rupa-rupanya menyorot arah.