Ini bukan musim Maulidur Rasul. Tapi ingatan yang terus tumbuh buatnya. Sangat menggetarkan saat Mel melangkah sepanjang jalan hijrah rupa-rupanya susuk manusia istimewa ini yang begitu menggoda. Dia tidak lain adalah Sang Pahlawan. Sangat luar biasa. Bukan hanya perkasa, Dia sangat budiman dalam banyak gaya. Sedang sekian masa, aku tidak pernah peduli dan ya Allah betapa Dia begitu banyak berbakti buat kami. Aku ternyata bukan jatuh hati, sesungguhnya aku semakin cinta! Alangkah jika Dia di hadapanku sekarang. Tidak tahu apa yang harus aku mulakan dahulu; sama ada begitu cepatnya Dia meraikan dengan salam atau aku masih terkesima, silau akan cahayanya yang memanah keluguanku. Itulah bahasa iman Mel tentang Rasulullah sewaktu kami bertemu lebaran lalu. Allah ya Allah.
Posts
Showing posts from July, 2016
- Get link
- X
- Other Apps
Bagaimana Ramadhan lalumu? Soalan ini berdenting lagi. Dan ia harus disahut dalam bulan Syawal. Ya, bagaimana Ramadhan lalu masih bersisa dalam hati. Masihkah kita rasa sangat berbahagia untuk bangun awal dini. Masihkah banyak jalan memberi menjadi pilihan; kita berlari lari mencari yang mahu menerima infaq kita (o Allah, betapa gerunnya tiba saat tiada siapa yang mahu menerima sedekah dari tangan kita nanti). Masihkah dikekalkan solah-solah sunat, sebelum dan usai yang fardhu. Masihkah kita mahu meneruskan puasa sekurang-kurangnya dua hari dalam seminggu. Masihkah dipelihara mata, telinga dan lidah daripada yang sia-sia. Masihkan witir menutup hari kita? Bagaimana dengan al Qur'an, masihkah diteruskan baris surah usai genapnya Ramadhan. Allah ya Allah, masihkah saya berikhlas taat tanpa syarat?
- Get link
- X
- Other Apps
Mengenali penulisnya, Hidayah Amin, lebih awal menerusi Gedung Kuning dan The Mango Tree . Kali ini menulis lebih dekat dengan zaman kanak-kanak saya di Singapura. Kampung Tempe merupakan kejiranan kami yang duduk di Kampung Tengah, Coronation Road, Bukit Timah. Tahniah kepada Hidayah dan Dr Yahaya Sanusi untuk majlis pelancaran buku ini pada 23 Julai di Auditorium Taman Warisan Melayu 1.30 - 4.30 petang. Ada yang mewakili saya untuk turut hadir.
- Get link
- X
- Other Apps
Berada di luar jalur rutinitas juga akan bertemu dengan banyak susuk baru sama ada yang menyalakan semangat bagi melanjutkan kehidupan yang lebih bererti, atau saya sebenarnya masih mengenang susuk-susuk sebelumnya yang selalu menawarkan jalan cahaya. Berdepan dengan ujian yang datangnya menerjang, kerap membikin saya jatuh dan cuba saya untuk bangun semula. Lelah memang. Ikrar yang cuba diangkat dengan tangan kecil dan tua saya ini, mudah selalu dikalahkan dengan ujian yang datang dengan kepala besar yang sungguh luar biasa. Ya Allah, tuntuni saya. Selain penghormatan dan berikhlas hati, saya tahu ujian ini akan terus mendatangi walau esok saya sudah menyertai ruang rutinitas kembali. Allah, ya Allah.
- Get link
- X
- Other Apps
Saya masih berkelana sejak beberapa syawal lalu. Berjauhan daripada rutinitas, benar, sangat banyak masa untuk menaakul dan memberitahu apa yang tidak pantas sudah kita perbuat selama ini. Akhirnya kelana ini menjadi titik asuhan yang luhur dan tulus. Betapa banyak perihal keikhlasan dan penghormatan dalam sesebuah hubungan sering dilihat antara pelbagai matra yang aneh. Dalam banyak ragam suasana, saya sangat bersyukur dan berasa terpilih. Namun kemudian menyelinap pula kata-kata dalam hati saya yang lugu ini, ujian Allah sedang berjalan dan ia sangat menuntut kebijakan yang bukan kepalang. Ya Allah, mohon redho-Mu pada tiap inci yang kami jalani. Amin.
- Get link
- X
- Other Apps
Syawal 9 Ya, foto ini lagi. Kali ini saya melihat ia adalah tangan si murba. Dan saya segera teringat pesanan yang mengesankan ini, saat aku takut untuk memberi, aku lupa bahawa semua yang aku miliki adalah pemberian. Bagaimana Ramadhan lalu mengasuh kita untuk jadi tidak berkira-kira dalam memberi. Kita menjadi qana'ah , sering rasa cukup walau terus memberi. Kita mahu memberi bukan kerana memiliki, tetapi mungkin sahaja kerana kita pernah rasa kekurangan dan sebenarnya tidak ada yang kita punya.
- Get link
- X
- Other Apps
Syawal 7 Saya masih mengambil foto ini. Mengapa. Ia sangat berupa tamsilan terhadap apa yang saya lalui sepanjang Ramadhan yang baru meninggalkan. Saya melihat ia adalah tangan saya sendiri. Tangan saya yang kotor, namun dengan penuh pengharapan, saya mohon pengampunan Allah. Saya ulang berkali-kali, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, ya Allah. Engkau suka mengampunkan. Maka ampuni kami, ya Allah. Aduhai, betapa tidak malunya saya!
- Get link
- X
- Other Apps
Syawal 6 Baru sempat menulis setelah melalui beberapa lorong hujung Ramadhan yang pelbagai keluknya. Siapa sangka melihat matahari penutup senja Ramadhan 30 di tingkap kaca mrt dengan bacaan surah al ikhlas berkali-kali setelah keluar dari NUH. Mengakui betapa Allah satu satunya tempat menyangkutkan harap dan tiada apa yang setaranya. Allah ya Allah. Pelajaran apa yang paling mengesankan daripada Ramadhanmu yang baru lalu? Taqabbalallahu minna wa minkum...