Tulisan saya di Dewan Sastera Januari 2010, "Kecenderungan Rentas-Ilmu dalam Cerpen Azmah Nordin". bulan ini fokusnya ialah penerima Hadiah SEA Write 2009, Azmah Nordin.
Posts
Showing posts from January, 2010
- Get link
- X
- Other Apps
Cerpen ini memenangi HSPM untuk tahun 2004/5 tapi acaranya pada minggu sudah. mohon maaf kepada urus setia tidak dapat hadir atas sebab kesihatan. saya membaca kembali cerpen lama ini ( dewan sastera, julai 2005 @ masitah 2007 @ 2009). seperti biasa mendapati ada yang tidak harus saya lakukan @ tuliskan!
- Get link
- X
- Other Apps
Betapa gerhananya hati saya beberapa hari ini, lantas saya banyak memujuk diri dengan membaca, bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripada bebanmu, yang memberatkan punggungmu? dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. maka apabila kamu telah seslesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (surah alam nasyrah).
- Get link
- X
- Other Apps
Saya dididik abah sejak kecil untuk menghormati perasaan orang lain dengan analogi yang cantik, yang saya kenang hingga hari ini. suatu petang yang lampau, saya membeli ais krim dan diminta abah menyudahkannya di dalam rumah sahaja; walau tiada anak tetangga di luar, teman-teman sepermainan. namun saya mengerti sekarang, abah mengasuh saya untuk menerima tidak pula semua manusia mempunyai hati yang serupa...
- Get link
- X
- Other Apps
Cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah Chairil Anwar Derai-derai Cemara, 1949 Saya membaca lagi puisi masyhur ini untuk persediaan kuliah sastera bandingan petang nanti. usai membaca saya menoleh keluar jendela kamar kerja, bunga cantik di hujung blok sana membawa saya jauh membaca diri manusia...