Sejak pulang dari perjalanan beberapa pekan lalu, saya senang menikmati tembang Jowo. Ada rahasia. Ada cerita. Ada plot yang seperti memanggil-manggil untuk saya bangunkan segera. Dahulu waktu kecil, tetangga kami, mbah Jowo sering perdengarkan tembang waktu malam, sepertinya menjadi peneman tidur malam yang paling nyaman. Nenda saya juga Jowo. Saya juga rasa darah yang mengalir ini dari salasilah sana. Matur nuwun. 

Comments

Anonymous said…
Orang Jowo, semangat dan jiwanya kental, bahasa dan budinya halus. Ada juga yang cengeng. Kulit wanitanya juga halus kerana menjadikan jamu sebagai pelengkap rapiannya.
Mawar said…
Sdr Anonymous
Cengeng juga ya?