Membelah jalan malam yang berjelaga, sesekali ada suluhan ingatan dan harapan, sebenarnya membawa saya kembali ke gua lama. Dalam gelita yang panjang membaris waktu, saya diminta untuk berikhlas hati. Kesempatan yang kian menjauh, biarlah ia pergi.  

Comments

Liza said…
Jauh tapi dekat
Unknown said…
Dekat di hati selalu...😘
Mawar said…
Sdr Unknown
Selamat datang!
Anonymous said…
Terkenang menaiki kereta api Senandung Malam, membelah malam dari Tanjung Puteri ke Kuala Lumpur, memang berjelaga..
Mawar said…
Sdr Anonymous
Jalan berjelaga yang memaksa saya untuk sedar diri.