Melihat laci ini di penjuru rumah kecil kami, mengingatkan saya akan catatan kuliah di DMM lalu. Kita ada 24 baris laci setiap hari. Apa yang kita isi akan setiapnya. Kebaikan. Atau ia dibiarkan kosong. Atau apabila ditarik setiap satunya, yang keluar adalah segala kejengkelan yang kita  telah perbuat. Ingatan dari DMM, alangkah setiap laci mengeluarkan harum dan cahaya indah. Sehingga memasuki laci ke 18, saat mengetik ini, saya menghitung-hitung lagi. Mencongak dan mencatat, apa yang saya sudah isi di dalam laci-laci sebelumnya. 

Comments

Liza said…
Saya suka penjuru itu.
Apakah laci saya ada isinya!
Alpanya saya
Mawar said…
Sdr Liza
Saya lebih lebih lah lagi.
Anonymous said…
Laci itu begitu unik. Tentu ada misterinya
Mawar said…
Sdr Anonymous
Biarlah dia sendiri bersama-sama rahasianya.