Pohon sukma kami. Saat luruhnya, musim begini mengingat saya akan daun-daunnya yang entah terbang dan hinggap di mana. Saya juga mengingat cerpen lama, Tamsil Daun. Antara yang mengilham adalah kisah dari baris Taha, ya  babak Adam dan Hawa mengambil daun-daun buat menutup yang tersingkap. Saya meyakini, melalui daun juga,  Allah menuntun untuk kita memperbaiki dan berbuat lebih baik. Sebelumnya ditemukan kita dengan tikungan aneh, lalu pohon rontok begini, datang mengingat. Saya seperti tidak mahukan musim semi, kerana luruhnya, musim begini yang sangat peduli.

Comments

Liza said…
Mengikuti catatan sdr sekian lama,
membuatkan saya semakin mengerti tentang pohon sukma.
Anonymous said…
Lebih pilu, menatap pohon sukma di waktu senja yang gerimis.
Mawar said…
Sdr Liza
Pohon sukma...
Mawar said…
Sdr Anonymous
Benar.