Sebuah lagi hasil gubahan yang saya senang melihatnya di anjung rumah sahabat yang saya kunjungi beberapa minggu sudah. Ya, rumahnya yang menghala ke titik paling hujung tanah besar kami. Mudik ke pantai dan teluk atau sebenarnya saya menuju jalan rahsia mencarinya. Ternyata ia perjalanan panjang yang aneh berlapis bingung untuk mengambil arah mana; kiri, terus atau membeluk ke tikungan tenggara. Sedang saya tahu jalan mana pun yang saya pilih, nanti ia masih tidak akan termakbul. Dan saya akan menjadi sangat hiba mengenangkan tidak akan ada yang saya temukan melainkan kesempatan yang tidak mungkin dapat saya rangkul apalagi memiliki. Akhirnya seperti si ikan dalam lukisan batik ini, dengan sirip kecilnya ia kembali ke jalan mula, antara mahu terus mengenang dengan melepaskan setiap apa yang datang atas nama perih atau saja sengsara.
Comments
Pasrah.