tangga rumah di lereng bukit
Usai asar, saya minta Zahar membawa kami untuk ziarah musim lebaran ke sebuah rumah di lereng bukit, dekat dengan rumah kami. jarang sekali saya yang mencadangkan untuk sebarang lawatan sosial begitu.  saya senang untuk duduk di rumah sendiri. membaca buku masakan di penjuru dapur. atau saya lebih senang minum petang di ruang tamu rumah sendiri. jadi rumah siapakah di bahu bukit itu? tuan rumah itu adalah si Faqir, yang pernah saya sebutkan dalam beberapa entri lalu; saya senang sekali mendengar penyampaian ilmunya dengan tutur bahasa yang rapi,  setiap pagi minggu di surau kecil kami. masya Allah.  saya dapat rasakan kebenaran kata-kata, duduklah dengan orang soleh. saya dapat berbahagi harumnya sejak melangkah masuk ke tangga rumahnya dan saat mengucapkan salam sebelum kami pulang ke rumah. sekian lama saya hanya mendengar suaranya seperti hamba yang selalu mengharapkan kasihan Allah. suara yang selalu merintihkan belas pengampunan. dan suara itu mengajak kami bersama-sama. saya baru sedar, saya jadi begitu malu, berada dalam rumah redupnya; sepertimana waktu kecil di Temasek, saya pernah memijak lantai rumah seorang haji di kampung kami. dinginnya membuat saya malu, betapa tidak layaknya kaki kecil saya berdiri di pintu ...  

Comments

Lumut Pagi said…
salam Dr..

Salam eid mubarak.

maaf dr..
saya mungkin terkeluar dari topik entri dr..
dr masih ingat dosen dari universitas makassar, dr ahyar anwar?
saya dikhabarkan dia sudah kembali kerahmatullah semalam.

-Nor Azizah Othman
Mawar said…
Lumut @ Nor Azizah,
eid mubarak.
taqaballahu minna wa minkum!

kepada Dia kita kembali!
ya, pasti saya masih ingat Dr Ahyar Anwar, antara pemakalah yang saya hubungi untuk SAKM lalu. semoga perjalanan pulangnya aman dan dikasihi. terima kasih atas makluman. al fatehah.