Takdir. ia datang dalam pelbagai kejutan. atau kadangkala ia mengalir seumpama sungai yang selalu kami berpapasan setiap kali mahu keluar masuk ke lapang halaman rumah omak mertuo den. ia akan mengalir terus seperti firman-Nya, sehingga tibanya hari yang tidak ada lagi jual beli, tiada lagi persahabatan yang akrab atau tiada lagi syafa'at (al baqarah: 254). takdir nenda pulang adalah seperti jalannya sungai tohor itu. ia terus akan terjadi kepada saya dan saudara. hanya masanya yang sering diisyaratkan takdir namun selalu pula ia tidak dapat ditelah. doa. ya, itu antara pedoman agar kita selalu bersedia dan menunggu-nunggu bila ketikanya. dan pada saat itu, mudah-mudahan kita sudah siap. mudah-mudahan.
Comments
Aku belum bersedia untuk pulang seperti melalui hanyut arus sungai yang tohor itu. Tapi acapkali aku menjirus tubuh di bawah pancuran subuh sepiee, sengaja ku biarkan diri kelemasan dek pancuran air itu hingga aku tercungap2. Kelemasan. Maka hati berdetik.. seperti ajalkah itu? Lalu aku pulas paip air menutupi aliran agar aku dapat terus bernafas. Alhamdulillah. Bukan sekadar eksperimen....
kesakitan saat sakaratul maut banyak dikisahkan. antaranya seperti sakitnya kulit disiat dari daging. Allah, bukankah Rasulullah pernah bilang peritnya saat itu...
terima kasih.
maaf tidak sempat maklumkan awal sewaktu saya di Yishun...
saya sangat menghargai salam ini.
terima kasih.