Menyalin puisi sahabat saya, Rahimidin Zahari, "mawar" (dewan sastera, disember 2012).
Sewaktu
sekolah rendah
kegemaranku
menanam mawar
sehingga berbunga
dan berkembang mawar
di lembah hatiku.
Sewaktu
sekolah menengah
seorang teman baik
menghadiah
perfume mawar
dan berbekaskan
mawar
sehingga tubuhku
berbau mawar.
Setelah menjadi bapa
seorang teman pelukis
Abu Bakar Idris
menghadiah
catan
sekuntum mawar hitam
yang disamarkan putih
dengan judul puitis
'Bisikan Misteri'
dan setiap hari
aku seperti
mendengar
bisik misteri itu.
Dari KLIA
ke Ghuangzau
aku menghabiskan
tiga jam 50 minit
dengan membaca
'Mawar yang Hilang'
karya Serdar Ozkan
terbitan ITNM
di Beijing Lu
satu malam
aku tertarik
pada headgear
dan kostum penjual
aku membeli
sebentuk
cincin perak
berbungakan mawar
tanpa menawarnya.
Di tengah
sesak manusia
aku menyusur pulang ke hotel
memasuki metro
menukar subway
dan terpijak sekuntum mawar.
1305, Paco Business-Hotel Ghuangzau, China
16 Oktober 2011
Comments
terima kasih.
Razif Ismail.hahaha...
pemilik suara lemak merdu.
nampaknya kita sezaman!
terima kasih.
nanti saya singgah.
ejaan "sport"! --- spot
:-)