Because, through his condensed, transluscent images, he gives us fresh access to reality.
"In 1931, Tomas Tranströmer was born in Stockholm, Sweden. He attended the University of Stockholm, where he studied psychology and poetry. One of Sweden’s most important poets, Tranströmer has sold thousands of volumes in his native country, and his work has been translated into more than fifty languages. His books of poetry include The Great Enigma: New Collected Poems (New Directions, 2003), The Half-Finished Heaven (2001); New Collected Poems (1997); For the Living and the Dead (1995); Baltics (1974); Paths (1973); Windows and Stones (1972), an International Poetry Forum Selection and a runner-up for the National Book Award for translation; The Half-Finished Sky (1962); and Seventeen Poems (1954).His work has gradually shifted from the traditional and ambitious nature poetry written in his early twenties toward a darker, personal, and more open verse. His work barrels into the void, striving to understand and grapple with the unknowable, searching for transcendence ~ Books Live ~
Comments
saya sudah ke blog sdr. teruskan entri lain.
adakah sdr Hafsanjani pelajar dari FST? kalau betul, sila tukar alamat blog sdr kepada bunyi yang lebih "serius"(sebaiknya, nama sdr tanpa ada "bobo"). saya sudah ke blog sdr, saya dapati perlunya sdr menggunakan bahasa yang lebih molek. yang selalu saya katakan di kuliah, penulisan blog ini adalah ruang latihan sdr menulis dalam bahasa Melayu dengan tertib dan cantik.
selamat ya!
saya juga fikir begitu!
terima kasih, saya sudah melawat blog sdr.
insya Allah. perlu rajin membaca dan harus menulis terus!
Di bawah ini saya sertakan alamat blog saya. Tapi, saya minta maaf awal2 kerana blog tersebut sedikit melecehkan (tiada older posts). Saya akan cuba update setiap hari. Yang mana kurang, saya mohon maaf.
http://anuarsetu.blogspot.com/
Perlu banyak karya kita diterjemahkan sebelum memenangi apa-apa anugerah dunia.
Saya teringat kepada Pramoedya Ananta Toer yang sudah berkali-kali penyertaan ke Nobel Prize dihantar tetapi belum berhasil sehinggalah dia meninggalkan kita. Antara keluhan yang saya dengar ialah isu terjemahan. Atau pun ia sekadar alasan?
saya sudah ke blog sdr.
pandangan saya, terjemahan adalah kerja promosi wajib untuk bawa karya kita ke luar negara dan dipertimbangkan.saya sangat bersyukur dengan kerja keras ITNM dan kawan2 lain. kesyukuran yang lebih besar apabila pihak pemerintah kita tidak lagi menjadikan dikotomi sastera-sains dalam pendidikan.kedua2nya harus seimbang dan gerak serentak sejak anak2 kita kenal buku. waktu itu saya fikir sastera dilihat sama pentingnya dengan sains dan sama2 diperjuangkan untuk kita menjuarainya di peringkat dunia. saya ada menulis di fb, negara kita selalu mahu jadi juara dunia, sayangnya, hadiah sastera besar seperti ini tidak masuk senarai untuk kita juarai...:-(
Bukan setakat 'hadiah sastera besar', bidang seperti ini pun dipandang sepi :-(