Memang kuharapkan ia terus mekar Tika kudup yang lain mulai terbuka Tapi angin menyapa Dan warnamu yang semakin tua Meninggalkan debu jingga Pada pasu dan buku-buku di atas meja.
Memang kuharapkan ia terus mekar Tika kudup kecil mulai mengundang rama-rama Yang hinggap seketika dengan sayap tergigil Tapi kelopakmu yang mala Meninggalkan sayu di ruang kamar.
Memang kita sebenarnya bisa menduga Seri itu akan berakhir jua Namun tiap kali kuganti pasu Dengan kuntuman yang baru Sering kuharap ia menyulam ke dalam mimpi.
Memang kita sering terlupa Keindahan yang ada Meski sementara Bisa jua melontar celaru dan buru-buru Hidup sentiasa mahal dengan waktu Untuk seketika tidak bisa teralpa Namun sesekali gapailah Secebis keindahan dengan bahasa kalbu Untuk lebih mengerti cinta Untuk lebih memaknakan Tujuan hidup kita.
Comments
"bung dan buku" - hey, boleh karangkan kanda puisi tu, Ren.
Memang kuharapkan ia terus mekar
Tika kudup yang lain mulai terbuka
Tapi angin menyapa
Dan warnamu yang semakin tua
Meninggalkan debu jingga
Pada pasu dan buku-buku di atas meja.
Memang kuharapkan ia terus mekar
Tika kudup kecil mulai mengundang
rama-rama
Yang hinggap seketika dengan sayap tergigil
Tapi kelopakmu yang mala
Meninggalkan sayu di ruang kamar.
Memang kita sebenarnya bisa menduga
Seri itu akan berakhir jua
Namun tiap kali kuganti pasu
Dengan kuntuman yang baru
Sering kuharap ia
menyulam ke dalam mimpi.
Memang kita sering terlupa
Keindahan yang ada
Meski sementara
Bisa jua melontar celaru dan buru-buru
Hidup sentiasa mahal dengan waktu
Untuk seketika tidak bisa teralpa
Namun sesekali gapailah
Secebis keindahan dengan bahasa kalbu
Untuk lebih mengerti cinta
Untuk lebih memaknakan
Tujuan hidup kita.
Rositah Ibrahim
Jelita, Julai 2007
terima kasih.