Lagu ini seperti mengiringi wangi dan mekar kembang merah di atas meja kerja saya dan juga putik mawar yang muncul dari taman kecil di rumah. wanginya membuang resah dan segala kesedihan...

Comments

Anonymous said…
Assalammualaikum wbt,

Apa khabar Sis Mawar? Lama tak bersua kan. Salam Ramadan yang membahagiakan dan salam ceria selalu. :)

-mia
Mawar said…
Salam Mia yang manis
saya alhamdulillah, semoga Mia juga mendapat kebarakahan ramadhan dan bahagia selalu...
Anonymous said…
Mawar merah...dan desah hangat suara allahyarham Broeri Marantika...Oh...alangkah indahnya dunia ini... Di kota tempat aku tinggal kini, yang jauh dari Negeri Hang Tuah bertuah ini, ada seorang imigran Sikh dengan tengkolok putihnya yang typical yang selalu datang ke kafe-kafe di malam hari, menjajakan kembang mawar merah. Banyak lelaki yang sedang dimabuk cinta membeli setangkai mawar untuk pasangannya. Suatu hari kubeli setangkai mawar merah segar dari orang Sikh itu. Aku duduk menunggu gadis yang kucinta di sudut kafe itu. Lilin sudah dinyalakan dan dua gelas anggur merah sudah sedari tadi kupesan.Tapi sampai larut malam gadis pujaanku itu tak datang. Akhirnya mawar merah itu layu dalam genggamanku. Aku pulang ke apartemenku dengan wajah murung, ditemani gerimis malam musim dingin yang sejuknya mencucuk tulang...
Anonymous said…
salam mawar
very creative of you
and environmentally friendly
keep up the gd work
Mawar said…
Shasel,
TQ for dropping by! Will keep in touch!
Mawar said…
Matahari,
O my luve is like a red, red rose
That's newly sprung in June;
O my luve's like the melodie
That's sweetly played in tune.
As fair art thou, my bonny lass,
So deep in luve am I;
And I will luve thee still, my dear,
Till a' the seas gang dry.
Till a' the seas gang dry, my dear,
And the rocks melt wi' the sun;
I will luve thee still, my dear,
While the sands o' life shall run.
And fare thee weel, my only love,
And fare thee weel, awhile!
And I will come again, my love
Tho' it were ten thousand mile.
-Robert Burns-